Sholat Jama'ahmu Membuatku Beruntung Memilikimu

By Nabila Ghaida Zia - Agustus 19, 2018



Karangkobar, 17 Agustus 2018Assalamualaikum wr.wbTeruntuk suamiku tercinta.Teruntuk mamas kesayangan adek.Mamas…Tidak terasa 1 bulan 17 hari sudah kita lewati Bersama.Terkadang masih tak percaya saja ada mamas di kehidupan adek.Tak percaya rasanya ada laki-laki yang menyayangi adek, bersedia mendengarkan adek, mendukung adek. Karena dulu ketakutan adek adalah tidak ada laki-laki yang seperti mamas.Ternyata ketakutan adek itu hanya ada di pikiran adek.Allah memberikan kejutan luar biasa. Kejutan itu adalah mamas.Allah mengabulkan keinginan adek. Waktu itu hanya celetukan ringan bersama sahabat bahwa adek ingin menikah di usia 23 tahun. Alhamdulillah Allah dengar dan kabulkan.Dua tahun lalu adek ernah menuliskan tentang hal ap yang ingin adek raih dalam hidup ini. Tepatnya pada tanggal 11 juni 2016.
            Pada tanggal itu adek menulis ingin menjadi penulis sekelas J.K Rowling atau andrea hirata, menjadi penulis Internasional Best Seller. Karya-karya adek difilmkan dan bisa jadi box office. Karena tulisan adek itu bisa keliling dunia. Kesuksesan yang adek raih itu karena ada suami tercinta di samping adek. Suami yang melengkapi diri adek. Suami yang multi peran, tak hanya sebagai suami, kekasih namun juga sebagai sosok sahabat. Suami dengan sosok tegas dan pemimpin namun perangai dan akhlaknya lemah lembut pada adek. Adek dan suami saling mencintai dan membuat ruang kenyamanan bersama kesuksesan adek ditambah dengan 3 buah hati, para arjuna yang tampan, sholeh, periang dan khafidz.
Kira-kira seperti itu tulisan adek pada tanggal 11 Juni 2016. Alhamdulillah tepat di 30 Juni 2018 Allah hadirkan sosok suami itu. Sampai detik ini adek selalu merasa bersyukur dan merasa menjadi wanita yang paling beruntung memiliki suami seperti mamas. Sosok suami penyayang yang tak pernah menunjukkan emosi marah dengan kata-kata atau tindakan kasar.Terima kasih sudah sabar bertahan di sisi adek yang banyak kurangnya sebagai istri. Kadang terharu ketika mamas bantu masak di dapur. Maafkan adek yang masih belajar ini.Kemarin adek senanng sekali melihat mamas bercngkerama dengan nadia. Dalam hati, alhamdulillah adek tak salah pilih menjadikan mamas pendamping hidup adek.Kelak anak -anak kita akan menjadi anak-anak yang beruntung memiliki seorang ayah seperti mamas. Mereka akan beruntung memiliki seorang family man seperti mamas. Mamas adalah seorang ayah yang penyayang, perhatian, meluangkan waktunya untuk bercengkrama dengan anak-anak. Hal yang jarang adek dapatkan di keluarga adek. Sehingga harapan adek kelak anak-anak kita akan mendapatkan kasih sayang penuh dari ayahnya. Kalau boleh dibilang perfect , mamas itu sosok pria yang perfect idaman adek. Tapi bukankah kesempurnaan hanya milik Allah.Dari kesemuanya itu yang membuat adek dan anak-anak kita kelak beruntung adalah karena mamas adalah sosok yang rajin sholat berjamaah. Kelak anak-anak kita bila putra akan menjadi pemuda yang hatinya selalu terpaut dengan masjid. Meski sekarang kita masih berproses untuk melahirkan anak-anak yang sholeh-sholehah. Semoga Allah mempermudah kita mempunyai keturunan yang sholeh-sholehah.
Mas bolehkah suatu hari adek mendengar misi kehidupan apa yang ada di pernikahan kita?Kalau adek selalu berharap keluarga kita kelak adalah keluarga pembelajar yang cinta menuntut ilmu. Adek selalu berharap dan berdoa bahwa menikah dan memiliki anak tidak membuat adek lalai beribadah, tetap bisa tepat waktu dalam sholat lima waktu dan terus menuntut ilmu syar’i.
Maafkan adek yang masih banyak kurangnya.Maafkan adek bila pelayanan adek ke mamas masih banyak kurangnya. Ridhoilah istrimu ini ya mas
Semoga kita bisa istiqomah menjadikan pernikahan kita sebagai sarana beribadah dan menuju surga-Nya.
Love You <3
 Dari istrimu yang sejatinya tak bisa jauh darimu apalagi LDR ^.^

Itulah surat cinta yang tercipta karena adanya nice home work ketiga ini. Kita  kembali dibuat menilik diri lebih dalam. Tidak hanya menilik diri namun orang lain dan lingkungan sekitar. Tidak terlalu berat sebenarnya menuliskan surat cinta karena aku termasuk orang yang lebih leluasa mengungkapkan segala sesuatunya lewat tulisan. Ketika menulis surat ini aku seperti bermain petak umpet dengan suamiku. Pagi-pagi yang masih berkalang kabut aku diam-diam keluar menuju tempat jemuran di luar rumah agar suamiku tak tahu aku sedang menulis surat untuknya. Hawa dingin menusuk-nusuk kulitku membuatku menggigil namun tak kupedulikan. Hari itu juga harus kuberikan pada suamiku sebelum kami mulai LDM kembali.

Belum selesai surat kutulis tiba-tiba suamiku muncul di pintu tempat jemuran. Aku bak maling yang tertangkap, namun aku hanya tersenyum simpul. Dia hanya mengatakan bahwa aku dipanggil bapak. Aku mengiyakan sejenak dan kembali menulis.

Selesai sudah surat kubuat. Cukup banyak, dua halaman dengan tinta warna orange. Aku taruh surat itu dibawah handphone suamiku. Namun naas surat itu tak ketahuan. Baiklah, maka kupindahkan surat itu ke dalam pecinya dan kutinggal turun ke dapur.
Aku menunggu suamiku. Agak lama, hmm sepertinya dia sedang membaca surat itu. Ketika kami bertemu ekspresi dia seperti remaja.

“Ciee buat surat.” Dengan nada bercandanya. Ah suamiku, aku pengen respon yang lebih romantis. Tapi memang dasarnya suka bercanda ya seperti itu ekspresinya.
Baiklah, respon dari suami hanyalah bonus. Namun proses membuat surat itu membuat aku jatuh cinta lagi dan lagi pada suamiku.

Ada empat poin sebenarnya dalam NHW ketiga ini.
a.       Membuat surat cinta untuk suami dengan tema kenapa dia pantas menjadi ayah dari anak-anakku kelak.
b.      Melihat potensi pada diri anak. (Berhubung masih on the way punya anak jadi belum terjawab)
c.       Melihat kekuatan pada diri sendiri dan mengapa aku dihadirkan ditengah keluarga seperti ini dengan bekal potensi yang aku miliki.
d.      Melihat lingkungan, tantangan apa yang ada di sekitar dan apakah aku menangkap maksud mengapa keluargaku dihadirkan disini.
Poin a sudah terjawab. Lanjut ke poin c.

Melihat Kekuatan Diri
Selama ini kekuatan diri yang sudah aku temukan berdasarkan galian masa lalu dan bagaimana orang menilaiku. Maka aku mendapatkan bahwa kekuatan diriku adalah menulis, kepemimpinan, jiwa sosial yang tinggi, pintar Bahasa inggris, pintar mengaji, dan bisa membuat sebuah event.
Kemudian aku melihat suamiku, dia adalah sosok pemimpin yang menyukai tantangan, suka mengembangkan diri dan suka berbisnis. Keberadaanku bersama suamiku itu sangat klop. Kami sama-sama menyukai dunia bisnis. Kemudian aku melihat keluargaku adalah keluarga pebisnis juga dengan bisnis dekorasi, sembako. Maka jawaban pertanyaan mengapa dari poin c disini adalah bahwa kelak aku akan menjadi seorang pengusaha yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Pengusaha yang memecahkan masalah sosial yang ada. Tak hanya pengusaha yang berjiwa sosial, keahlianku menulis akan menebar banyak inspirasi dan manfaat dari apa yang aku tulis.

Tantangan Lingkungan dan Peran Keluargaku
Sejak lulus dari kuliah tahun 2017 lalu aku diminta membantu TK islam terpadu yang didirikan oleh ibu dan teman-temannya, kemudian aku belajar bisnis dari bisnis yang ibu jalankan. Tak hanya itu aku menjadi leader dalam komunitas yang bergerak dalam dunia literasi. Sekarang tahun 2018, banyak pelajaran dan tantangan yang aku hadapi. Tantangan terbesar adalah mengelola SDM dalam sebuah instansi, bisnis dan organisasi. Kebetulan di TK aku sekarang menggantikan kepala sekolahku yang sedang cuti. Sebuah instansi, bisnis dan organisasi tak akan berjalan lancer dan maju tanpa SDM yang berkualitas. Seringkali kutemui dalam SDM yang kukelola mereka yang berkualitas ingin mengundurkan diri dengan tiba-tiba. Dan masih banyak tantangan dalam mengelola sumber daya manusia. Maka aku menangkap sinyal dari Allah bahwa aku harus lebih banyak belajar tentang bagaimana cara mengelola sumber daya manusia. Terlintas keinginan untuk kembali kuliah tentang manajemen SDM.

Mengapa masalah SDM yang dihadapi? Pasti ada alasannya. Mungkin inilah cara Allah menjadikan keluarga kami problem solver dari masalah SDM yang ada. Kebetulan suamiku juga merupakan promotor stifin yang mengetahui bagaimana mengelola SDM.

NHW ketiga ini cukup Panjang ya. Penasaran dengan NHW berikutnya? Keep stay tuned ya. Semoga bermanfaat.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar