Mengasah Imajinasi Logika Matematika Dengan Bermain Lego

By Nabila Ghaida Zia - September 13, 2019


Bunda, kira-kira permainan apa yang membuat anak betah bermain seharian dengan permainan itu? 

Bermain HP? Itu bukan opsi yaa.

Kalau anak zaman dulu betah sekali kalau bermain di lapangan. Ada yang bersepeda, main layangan, memainkan permainan tradisional, hingga bermain pasar-pasaran. Apalagi bila sudah di lapangan, anak akan betah sekali mengeksplor berbagai hal yang ada di lapangan itu.

Namun sekarang makin susah menemukan anak-anak yang riang gembira bermain di lapangan. Kecuali anak-anak yang berada di pedesaan. Anak-anak di kota sudah memiliki permainan baru. 

Nah sekarang ini hal yang membuat anak betah lama-lama dalam sebuah permainan adalah dengan bermain Lego. 

Begitu juga dengan murid-murid di TK ku, ketika mereka diminta untuk bermain Lego mata mereka akan berbinar-binar. Ternyata bermain Lego yang menurut orang dewasa sangat sederhana, bisa menjadi sarana bermain yang mengasah beberapa aspek perkembangan anak. 

Untuk informasi para bunda ya. Lego ini bukan permainan asli Indonesia loh sebenarnya. Lego ini pertama kali diciptakan oleh seorang tukang kayu di Denmark. Asal kata Lego itu berasal dari kata  leg godt. Leg godt ini sudah dibuat di Denmark dari tahun 1932.

Hingga sekarang Lego menjadi salah satu alat permainan yang populer versi majalah fortune bahkan sempat mendapat penghargaan "mainan abad ini."

Kembali lagi ke Lego yang memiliki bentuk beraneka macam dan berbagai macam warna. Walaupun sepertinya tidak belajar namun ketika anak bermain Lego dia sedang belajar banyak hal. Apa saja ya itu.


  1.  Menajamkan daya kreativitas dan imajinasinya. Sesuai dengan fitrahnya maka anak usia dini stimulasi pembelajaran yang perlu ditanamkan adalah masalah imajinasinya. Sehingga pondasi kecerdasan lainnya akan terasah. Imajinasi yang terasah ini akan membantu ia memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika khususnya soal cerita. Karena imajinasinya akan bergerak membantu menyelesaikan soal cerita matematika tersebut.
  2. Mengasah fisik motorik anak. Dengan bermain Lego mereka akan berusaha untuk memasangkan berbagai macam bentuk Lego.
  3. Mengasah kemampuan sosialisasi anak. Dengan bermain Lego mereka akan bermain bersama, saling kerjasama membentuk bentuk yang diinginkan. Saling memberikan bentuk yang dibutuhkan. 

Jadi bunda, daripada waktu luang anak-anak dihabiskan dengan bermain handphone dan berselancar di YouTube, ada baiknya anak-anak khususnya pada anak usia dini untuk diberikan permainan Lego. 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar