Long Life Muslimah Learner

Sore ini aku hanya berdua dengan suami di rumah. Kami menghabiskan waktu sore ini dengan menonton debat pilpres malam tadi lewat youtube. Dari kejauhan terdengar suara motor diparkirkan di depan rumah. Aku hafal suara motor itu. Suara kedatangan adik keponakanku. Jejak langkah kaki mungilnya mendekat ke tempat aku dan suami. Dengan nada riangnya, cemprengnya dan suara lantangnya gadis mungil itu menyapa kami. Namanya Nadhia, usianya besok baru akan memasuki umur 5 tahun.

Tadi ibuku cerita kalau besok Nadhia akan memasuki usia 5 tahun. Trus dia mengobrol dengan ibuku,

“Eyang besok kan dhia ulang tahun, hadiahi baju yang ada cadarnya ya.” Ucap Nadhia pada ibuku.

Ibuku mengiyakan dan menceritakan percakapan itu kepadaku. Masya Allah, anak sholehah 😊

Tak lama setelah Nadhia datang, adzan magrib berkumandang. Nadhia mengajakku dan suami untuk pergi ke masjid.

“Mba, dhia ikut sholat ke masjid ya.” Kata nadhia padaku dan suamiku,

Nah, biasanya Nadhia ini kalau diajak untuk sholat bareng itu agak susah untuk diminta memakai jilbab. Tadi sebelum berangkat aku mencoba mempraktekkan skill komunikasi produktif dengan anak. Aku mencoba mengambil hati Nadhia,

“Mba Dhia, Mba lala pengen liat dong Nadhia yang cantik pakai kerudung.” Rayuku padanya dengan rona mata berbinar.

Biasanya kalau diminta untuk sholat memakai jilbab Nadhia langsung menolak. Pernah waktu itu kutanya kenapa tidak mau pakai jilbab. Katanya karena dhia malu.Tapi tadi setelah aku mencoba merayunya. Alhamdulillah tak ada penolakan.

“Yah Mba Lala , sayangnya Dhia tidak bawa jilbab.” Katanya agak kecewa.

Kita bertiga akhirnya pun berjalan menuju ke masjid. Nadhia memakai jaket yang ada tutup kepalanya. Ketika hampir sampai ke masjid kemudian Nadhia inisiatif memakai tutup kepalanya ketika akan sholat.

Wah it works :D , jadi jurus komunikasi sama anak kecil itu harus pintar ambil hatinya.

Ada lagi nih, setelah ke masjid Nadhia tidak sabar untuk buang air kecil ke kamar mandi. Setelah buang air kecil Nadhia merajuk untuk dipakaikan celana. Namun, aku mencoba jurus tadi.

“Mba dhia, Mba lala pengen liat dong pintarnya Mba Nadhia pake celana.” Rayuku lagi

Tanpa pikir panjang Nadhia langsung mengambil celananya dan memakai sendiri.

Wah pelajaran baru. Memang kita harus pintar mengambil hati anak kecil maka apa yang kita inginkan Insya Allah akan disanggupi :D

#hari4

#gamelevel1

#tantangan10 hari

#komunikasiproduktif

#kuliahbundasayang

@institut.ibu.profesional

Ceritanya hari ini nostalgia zaman kuliah. Zaman kuliah itu jadi mahasiswa kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat). Bedanya sekarang kerja rapat-kerja rapat, kalau disingkat jadi….. ups kok nggak enak ya singkatannya :D. Yeah, hari ini rapat bahas projek bareng komunitas yang aku dan teman-teman dirikan di kampung Karangkobar Tercinta. Kita lagi akan membahas persiapan sosialisasi duta literasi di Karangkobar demi kemajuan tingkat literasi di Karangkobar khususnya dan berkontribusi sedikit untuk negeri Indonesia tercinta.

Nah, malamnya tuh habis mendengarkan inspigo terkait rapat efektif. Sering banget kita rapat trus jatuhnya lama karena waktunya molorlah atau pembahasan rapat yang ngalor-ngidul kurang jelas. Tadi malam belajar banyak tentang bagaimana membuat rapat itu jadi efektif dan efisien. Nah, aku trus mikir sepertinya cara membuat rapat itu jadi efektif dan efisien itu berkaitan erat dengan komunikasi produktif.

Kalau tips dari inspigo untuk membuat rapat efektif itu adalah sebagai berikut:

Nah, hari ini aku mempraktekkan cara membuat rapat efektif dengan kolaborasi dari komunikasi produktif. Salah satu skill dalam komunikasi produktif adalah clear and clarify. Tadi ketika memimpin rapat aku jelaskan di awal secara jelas agenda pembahasan rapat apa saja yang perlu dibahas. Kemudian setiap poin agenda pembahasan dibahas masing-masing. Agar pembahasan tidak melebar kemana-mana. Alhamdulillah tadi meski agak molor karena ada tragedi teknis. Huhu bikin mood turun sebenarnya tragedi teknis ini. Tapi mari kita rubah masalah menjadi tantangan. Akhirnya tadi jelas sudah tahapan-tahapan untuk persiapan dan pembagian peran untuk sosialisasi. Jadi mari berkomunikasi produktif untuk hasil yang efektif.

Ilmu yang tidak diamalkan tak akan bermanfaat. Alhamdulillah diri ini bisa menjadi salah satu mahasiswa dari kelas Bunda Sayang yang diadakan oleh Institut Ibu Profesional. What a life :D. Semenjak bergabung menjadi member dari ibu professional, gairah untuk belajar meningkat. Dulu sebelum nikah rasanya tuh perspektif menjadi seorang ibu agak negatif. Aku kira kehidupan menjadi seorang ibu dan istri akan monoton. Bayangannya hanya sebatas Kasur, dapur, dan sumur. Alhamdulillah semenjak menikah ketakutan itu tak terbukti malah bergabung dalam sebuah komunitas yang membimbing diri ini untuk bertumbuh.

Tulisan ini ditulis dalam rangka mengikat ilmu. Uniknya di kelas Bunda Sayang mahasiswa tidak hanya diberikan untuk dibaca namun untuk dibagikan. Nah, materi yang pertama ini adalah komunikasi produktif. Setelah membaca materi dan berdiskusi dalam grup kelas rasanya banyak tamparan dan hal baru yang didapat. Karena selama ini dalam berkomunikasi sering banyak bapernya ups hehe.

Hari ini adalah hari pertama tantangan dari game level 1 tentang komunikasi produktif. Berhubung hari ini lagi jauh di mata dengan suami maka prakteknya sama ibu, adik yang kebetulan lagi pulang kampung dan adik ponakan yang datang. Baiklah langsung saja ya, Dimulai dari komunikasi produktif sama ibu.

Skill yang sedang aku coba untuk praktekkan ketika berkomunikasi dengan ibu adalah

Menarik banget deh ilmu tentang komunikasi produktif ini. Seringkali masalah timbul dari kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Yuk mulai sekarang kita berkomunikasi produktif biar tidak ada baper diantara kita.