Ilmu yang
tidak diamalkan tak akan bermanfaat. Alhamdulillah diri ini bisa menjadi salah
satu mahasiswa dari kelas Bunda Sayang yang diadakan oleh Institut Ibu
Profesional. What a life :D. Semenjak bergabung menjadi member dari ibu professional,
gairah untuk belajar meningkat. Dulu sebelum nikah rasanya tuh perspektif
menjadi seorang ibu agak negatif. Aku kira kehidupan menjadi seorang ibu dan
istri akan monoton. Bayangannya hanya sebatas Kasur, dapur, dan sumur.
Alhamdulillah semenjak menikah ketakutan itu tak terbukti malah bergabung dalam
sebuah komunitas yang membimbing diri ini untuk bertumbuh.
Tulisan ini ditulis
dalam rangka mengikat ilmu. Uniknya di kelas Bunda Sayang mahasiswa tidak hanya
diberikan untuk dibaca namun untuk dibagikan. Nah, materi yang pertama ini
adalah komunikasi produktif. Setelah membaca materi dan berdiskusi dalam grup
kelas rasanya banyak tamparan dan hal baru yang didapat. Karena selama ini
dalam berkomunikasi sering banyak bapernya ups hehe.
Hari ini
adalah hari pertama tantangan dari game level 1 tentang komunikasi produktif.
Berhubung hari ini lagi jauh di mata dengan suami maka prakteknya sama ibu,
adik yang kebetulan lagi pulang kampung dan adik ponakan yang datang. Baiklah
langsung saja ya, Dimulai dari komunikasi produktif sama ibu.
a. Komunikasi Produktif bersama Ibu
Skill yang
sedang aku coba untuk praktekkan ketika berkomunikasi dengan ibu adalah
-
Choose The
Right Time
Siang ini aku baru saja sampai di rumah setelah
berkunjung dari rumah mertua. Siang ini juga ibu sedang pergi ke Banjarnegara
kota. Jadilah aku istirahat. Bangun sore hari setelah itu sholat ashar dan aku
menemui ibu. Waktu biasa kami ngobrol biasanya di sore hari. Tadi ada hal
penting yang ingin aku bicarakan pada ibu. Alhamdulillah ibu lagi santai dan
hanya bermain dengan handphone-nya jadi sepertinya ini saat yang tepat untuk
ngobrol produktif.
-
Kaidah 7 : 38 : 55
Kaidah ini ilmu baru banget buat aku. Baru dapat di Kelas
Bunsay ini. Jadi arti 7:38:55 itu maksudnya 7% verbal, 38% intonasi suara dan
55% Bahasa tubuh.
Nah, pas sudah nemu momen yang tepat sama ibu. Niatnya
mau ngobrolin tentang hasil check up kemarin di dokter spesialis dalam. Pertama
ketemu ibu aku salaman sama ibu dan cium kedua pipi ibu. Tanya basa-basi. Dari
awal ketemu ibu sudah pasang muka ceria dan senyum simetri. Bismillah semoga
ibu tidak baper. Terus percakapan dimulai deh.
“Ternyata bu, penyebab dulu janin lala tidak
berkembang terjawab sudah dari hasil check up ke dokter dalam kemarin?” Ucapku
memulai percakapan.
“Hasilnya bagaimana?” tanya ibuku.
“Jadi, kemarin habis check up itu katanya detak
jantung lala itu lemah. Normalnya sekitar 75 nah lala itu cuma 55, jadi badan
kurang supplai oksigen. Pantas saja kalau janinnya tidak berkembang karena
oksigen dari ibu tidak sampai ke janin.”
Kurang lebihnya seperti itu percakapan hari ini. Aku
menjelaskan dengan nada seriang mungkin dan tanpa ada beban takut membebani
pikiran ibu.
Alhamdulillah tadi respon ibu tidak terlalu baper
dengan apa yang aku utarakan.
b. Komunikasi Produktif Bersama Adik
Hari ini kebetulan adik lagi mudik. Adikku ini
laki-laki , karakternya suka guyon. Namun seringnya aku gampang baperan kalau
lagi ngomong sama dia. Karena dari intonasi udah kalah tinggi dengan adikku dan
juga karena banyolannya yang bikin baper juga. Nah tadi lagi nerapin skill
komunikasi produktif untuk tidak pendek nalar biar tidak gampang baper.
Alhamdulillah berhasil, meski tadi terpancing untuk baper trus ada rem dalam
hati agar ingat kalau si adek cuma bercanda.
c. Komunikasi Produktif dengan Adik Ponakan
Hari ini alhamdulillah lagi pada kumpul semua. Ketemu
deh sama adik ponakan yang menggemaskan ini. Tadi skill yang coba aku latih
dalam berkomunikasi produktif adalah
Katakan apa
yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan.
Nah si eneng cantik, sapaanku pada adik ponakan, kalau
diminta ikut praktik sholat bareng tuh enggan banget pake jilbab entah mengapa.
Katanya malu dan sebagainya. Terus aku coba deh praktekkan jurus ini.
“Mba dhia, mba lala pengen liat mba dhia yang cantik
ini pake kerudung dong.”
Ajaib, habis itu
dia ambil kerudungnya dan dipakailah. Masya Allah imutnya tambah berkali lipat.
Menarik banget deh ilmu tentang
komunikasi produktif ini. Seringkali masalah timbul dari kesalahpahaman dalam
berkomunikasi. Yuk mulai sekarang kita berkomunikasi produktif biar tidak ada
baper diantara kita.
0 komentar