Melatih Berpikir Matematis dengan Produksi Video di Pembatik Level 3
By Nabila Ghaida Zia - September 20, 2019
Belajar
yang sesungguhnya adalah dengan mempraktekkannya.
Aku kira hari kedua di Pembatik Level 3 ini akan
membosankan karena jamnya yang padat dan waktu yang tertera di rundown menunjukkan
acara sampai malam. Namun ternyata aku keliru.
Hari kedua di pembatik level 3 ini menurutku yang paling menarik dan
mengesankan. Karena apa?
Karena aku dan peserta lainnya tak melulu dijejali
materi yang banyak namun bisa menguap hilang kapan saja. Hari kedua kami
benar-benar diminta praktek untuk produksi video pembelajaran dengan model lecture dengan peralatan yang sudah kami
siapkan.
Aku jadi merasa dihari kedua kita sedang di coaching.
Biasanya para coach memang tidak menjejalkan banyak materi namun minim praktek.
Para coach akan meminta mentee-nya untuk praktek terlebih dahulu baru diberi
masukan dan insight oleh para coach.
Pagi di hari kedua tiap peserta bergabung dengan
kelompoknya. Aku masuk di kelompok 2 bersama ibu gartatik dari blora, ibu
harsasi dari tengaran dan pak slamet dari tengaran juga. Kami diminta mencari
tempat yang nyaman untuk melakukan produksi video. Kami memutuskan untuk
mengambil take video di kamar bu sasi yang ada di lantai dua.
Oh ya dalam pembuatan video pembelajaran ini alat-alat
yang kami butuhkan sebenarnya sederhana saja seperti
- Kamera Handphone
- Tripod HP
- Mic clip on
- Kain green screen
- Lakban
Sederhana ya ternyata membuat video? Sebenarnya
alat-alat itu bagi yang pemula sih. Kalau mau lebih expert masih banyak
peralatan yang diperlukan. Karena kami hanya dikasih waktu dari jam 8 sampai
setengah dua maka peralatan seadanya pun bisa jadi.
Dalam dunia produksi video dan editing video aku masih
newbie sekali sehingga aku sangat excited sekali.
Oh ya sebelum produksi video penting banget nih buat
outline naskah yang akan ditampilkan dalam konten video. Wah kayak bikin buku
aja ya ada outline-nya. Alhamdulillah dalam waktu singkat aku bisa membuat
outline naskah. Sebelum membuat outline naskah aku membuat mind mapping
terlebih dahulu untuk menumpahkan seluruh ideku. Mind mapping ala kadarnya
namun sangat membantuku lancar menulis outline naskah video.
Mind Mapping |
Dalam outline naskah video ada beberapa kolom yang
harus diisi seperti kolom video yang diisi tentang konsep videonya per scene
pengambilan gambar. Kemudian ada kolom audio yang diisi tulisan yang nanti akan
diucapkan saat shooting. Ada juga
kolom durasi untuk mengestimasi seluruh total waktu yang diperlukan. Untuk
lebih jelasnya, aku lampirkan contoh naskah outline DISINI!
Nah setelah naskah outline video siap. Kita lanjut ke
teknis pengambilan video. Hal baru yang aku pelajari adalah tentang adanya
green screen. Kenapa hijau? Karena dalam tubuh kita jarang warna unsur berwarna
hijau, kecuali memang kalau kita berpakaian hijau. Tujuannya apa digunakan kain
green screen? Tujuannya untuk memudahkan
saat editing.
Balik lagi ke cerita take video. Jadi ketika kami
sudah sampai dikamar Bu Harsasi, kami langsung menentukan kira-kira spot mana
yang pas untuk dijadikan latar dengan green screen. Ketemulah satu spot di
dekat tempat tidur. Kamipun menggeser Kasur, meja dan segala benda yang ada di
dekatnya.
Setelah kain green screen terpasang dengan lakban.
Kami mulai mengatur posisi tripod dan kamera. Dari proses pemasangan kain green
screen dan pengaturan lokasi kamera, kami belajar sesuatu. Yakni sebelum
dipasang kain green screen, kami perlu mengatur lokasi tripod dan kamera sesuai
dengan tinggi badan kami. Wah pelajaran baru ya.
Setelah semua terpasang kami mulai shooting dan ada
kendala lagi karena sinar sorotan dari jendela membuat ada bayangan dalam hasil
video kami. Akhirnya kami ganti posisi. Cara kami menentukan posisi selanjutnya
adalah dua orang dari kami merentangkan kain green screen trus ada yang mengambil
gambar dengan HP untuk tahu apakah ada bayangan yang Nampak atau tidak.
Ternyata tidak ada. Akhirnya kami memutuskan untuk memindah kain green screen.
Proses Produksi Video |
Dari proses produksi video ini sejatinya kita sedang
dilatih banyak hal. Utamanya tentang berpikir matematis. Karena proses produksi
video memang tidak asal kita tampil di depan kamera trus taraa abakadabra
langsung jadi. Ternyata ada proses pra-produksi, produksi dan pasca produksi.
Secara tidak langsung cara berpikir matematis kita
terasah meski kita lama tidak belajar matematika. Karena esensi belajar
matematika bukanlah dari rumusnya menurutku namun dari bagaimana logika kita
terbentuk ketika menghadapi masalah. Ketika ada soal matematika yang dalam
kehidupan kita sebut masalah maka ada beberapa hal yang harus dilakukan. Apa
saja itu?
Menerjemahkan
Kalau kita ketemu soal matematika maka reflek kita
akan menerjemahkan maksud dari persoalan matematika itu. Menerjemahkannya
dengan memahami apa maksud dari soal itu.
Begitu juga dalam proses produksi video, kita perlu menerjemahkan video
apa yang ingin dibuat apakah dalam bentuk lecture, film pendek atau dokumenter.
Mengintegrasikan
Setelah diterjemahkan apa maksud dari soal maka perlu
dikaitkan dengan rumus apa yang perlu dilakukan . Dalam produksi video juga
setelah ditentukan jenis videonya maka kaitkan dengan langkah-langkah
produksinya.
Merencanakan
Nah setelah sudah jelas memakai rumus apa maka perlu
perencanaan. Kalau dalam soal matematika kita akan menulis hal-hal yang
diketahui dan yang ditanyakan. Maka dalam produksi video perencanaannya adalah
dengan menentukan langkah pra produksi yang meliputi pembuatan outline naskah,
story board, dan peralatan yang dibutuhkan. Kemudian rencana produksi dan pasca
produksi.
Melaksanakan
Nah kalau semua sudah terencana dengan baik maka
langkah selanjutnya adalah mengeksekusi soal untuk menemukan jawaban. Kalau
dalam produksi adalah eksekusi dari seluruh rencana yang telah dibuat.
Alhamdulillah di semarang ini selain bernostalgia
dengan masa zaman kuliah juga dapat ilmu baru, cara berpikir baru, teman yang
baru dan inspirasi baru. Ada banyak ide mengalir. Karena hal-hal baru membuatku
semakin excited.
Berpikir matematis tidak hanya berlaku dalam shooting
video saja loh namun juga dalam menghapi masalah di kehidupan sehari-hari.
Terima kasih pembatik level tiga yang banyak memberi inspirasi baru. Termasuk
dalam menulis postingan ini. J
0 komentar