Ayah, 5 Langkah Sederhana Ini Bantu STOP Pneumonia pada Anak
Usianya baru menginjak enam bulan kehidupan, usia yang cukup menggemaskan bagi seorang bayi. Sayangnya, Putra harus menikmati nikmatnya berdampingan dengan jarum infus selama satu minggu di rumah sakit. Tak hanya sekali bahkan tiga kali hingga ia mencapai usia satu tahun. Barulah ia dinyatakan sembuh.
Apa
gerangan yang terjadi dengan Putra sehingga harus bolak-balik di-opname? Saat itu Putra sesak nafas,
demam tinggi, dan batuk. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa Putra
menderita sakit pneumonia.
Lain cerita
dengan Lala, gadis kecil berusia 8 bulan. Ia mengalami bronkopneumonia. Saat
ditangani di IGD, Lala sempat memberontak dan menangis tersedu-sedu. Ia tak
tahan dengan nikmatnya berdampingan dengan jarum infus. Ia ingin segera pulang.
Hal ini tentu membuat Bu Vika, ibunya, merasa tak tega hatinya. Ingin
didekapnya gadis kecil itu dan dibawa pulang.
Namun, Bu
Vika tetap sabar dan tabah karena semua ini demi kebaikan gadis kecilnya. Beruntung
sekali, di hari ketiga Lala boleh pulang. Suara nafasnya yang berbunyi
grek-grek sudah mulai berkurang dan tak separah sebelumnya. Bahkan lala sudah
mau untuk makan. Beruntung Lala bisa terselamatkan dari pneumonia.
Dua cerita
diatas adalah cerita nyata yang dihimpun oleh Save The Children Indonesia
dengan nama yang disamarkan. Save The Children Indonesia menggandeng berbagai
pihak untuk mengkampanyekan STOP Pneumonia. Memang ada apa sih dengan
pneumonia? Yuk, kita kepo bareng-bareng.
Khususnya
buat para orang tua wajib nih baca tulisan ini sampai habis, ya!
Apa itu Pneumonia?
Sebagai orang tua, aku sendiri
apabila melihat anakku kesakitan sedikit saja hati rasanya tersayat. Aku tak
bisa membayangkan bagaimana rasanya hati orang tua Lala dan Putra yang harus
berjibaku beberapa waktu dengan penyakit pneumonia yang menurut Save The
Children adalah penyebab kematian anak nomor satu di dunia.
Beruntung Tuhan masih
melindungi Lala dan Putra. Semoga tulisan yang aku tulis ini bisa berkontribusi
untuk mengurangi jumlah anak yang meninggal karena pneumonia.
Sejak awal berbicara tentang
pneumonia, sebenarnya apa sih pneumonia itu?
Kalau dijelaskan secara
singkat, pneumonia adalah penyakit yang disebabkan adanya infeksi paru-paru
oleh virus, jamur, atau bakteri.
Kamu tentu sudah paham kan,
fungsi dari paru-paru itu? Nah, seharusnya yang masuk ke dalam paru-paru adalah
udara, tapi dalam kasus pneumonia ini yang masuk ke dalam paru-paru adalah
nanah atau cairan. Hal ini bisa
berakibat pada peradangan akut dengan gejala kesulitan bernafas secara ringan
maupun berat. Fatalnya bisa menyebabkan kematian juga.
Gejala
Pneumonia
Lantas apa saja gejala yang
menunjukkan seorang anak mengidap pneumonia?
Gejala yang biasa ditunjukkan adalah sebagai berikut:
- Batuk
- Demam tinggi
- Nafas cepat dan sesak. Maksudnya bagaimana? Nafas cepat ini membuat detuk jantung berdenyut lebih cepat. Adanya pernafasan cepat ini perlu diwaspadai karena menunjukkan sesuatu yang tidak beres dalam tubuh kita. Dalam kasus pneumonia ini untuk nafas cepatnya ada beberapa indikator seperti:
-
Usia kurang dari dua bulan hitungan nafasnya per menit
60 kali atau lebih.
-
Usia 2 bulan sampai 12 bulan hitungan nafasnya per
menit 50 kali atau lebih.
- Usia 12 bulan sampai 59 bulan hitungan nafasnya per menit 40 kali atau lebih.
Gejala-gejala
tersebut bisa jadi karena virus, bakteri, atau kuman. Penularannya bisa terjadi
melalui beberapa media seperti melalui udara, batuk & bersin, dan barang
pribadi.
Apakah pneumonia
ini bisa dicegah dan diobati? Jawabannya tentu bisa asalkan ada upaya yang
dilakukan. Nah, upaya yang bisa dilakukan sebenarnya sangat sederhana, dimulai
dari keluarga terdekat.
Perlindungan yang
bisa dilakukan untuk mencegah pneumonia ini adalah mulai dari hal yang sangat
esensial yakni pemberian ASI ekslusif selama enam bulan dan setelah 6 bulan
didampingi dengan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) serta teruskan
menyusui hingga 2 tahun.
Pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah seperti:
- Melengkapi imunisasi dasar lengkap.
- Sebagai orang tua kita perlu cuci tangan lengkap dengan sabun agar tidak menularkan bakteri, virus, atau kuman kepada anak kita.
- Kita juga perlu memperhatikan sirkulasi udara dan kebersihan ruangan tempat tinggal kita.
- Nah, ini yang penting adalah jangan biarkan bayi kita menghirup asap rokok.
Nah, kalau anak menunjukkan
gejala pneumonia, apa yang harus dilakukan? Tentunya adalah dengan membawa anak
ke fasilitas kesehatana terdekat sehingga cepat mendapatkan penanganan.
Langkah pencegahan seperti
yang disebutkan diatas menjadi kampanye yang terus digaungkan oleh Save The
Children International dengan kampanye STOP Pneumonia. Kampanye ini digaungkan
pada tahun 2019. Kata STOP sendiri merupakan akronim. Penjelasan Akronim
tersebut bisa dilihat dari gambar berikut ini:
Aksi STOP Pneumonia terus
digalakkan. Organisasi lokal Save The Children Indonesia yang dalam hal ini
diwakili oleh Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) ini terus merangkul berbagai
pihak seperti organisasi masyarakat, akademisi, organisasi profesi, pemerintah
nasional maupun lokal, pihak swasata, daerah binaan Save The Children di
Kabupaten Sumba Barat, NTT dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Pada hari pneumonia dunia (HPD) yang jatuh pada tanggal 12 November 2020, Save The Children Indonesia mengadakan festival anak sehat Indonesia secara daring yang mengundang Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin; Menteri Kesehatan RI, Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad (K); Menteri KPPPA RI, Gusti Ayu Bintang Darmawati, S.E, M.Si; CEO Save The Children Indonesia, Selina Patta Sumbung; Dr. Spesialis Anak, Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp. A(K), M.Si. Acara ini dipandu oleh dr. Lula Kamal, M. Sc. Turut diundang pula public figure seperti Atiqah Hasiholan, Surya Saputra, dan Cynthia Lamusu yang berbagi cerita tentang cara mereka mencegah pneumonia.
Sambutan dari Menteri Keseharan RI
Kehadiran pembicara tersebut
membuat gaung STOP pneumonia semakin meluas ke seluruh Indonesia. Tak lupa juga
dalam acara ini hadir tokoh-tokoh lain seperti istri Wakil Gubernur Jawa Timur,
Arumi Bachsin; istri Gubernur Jawa Barat, Atalia Praratya; Ketua Tim Penggerak
PKK Sumba Barat, NTT dan NTB. Mereka berbagi upaya sosialisasi yang dilakukan
dalam rangka pencegahan pneumonia di daerahnya.
Fakta Mencengangkan Tentang Pneumonia
Mengapa pneumonia ini menjadi perhatian dunia internasional khususnya Save The Children? Karena ada fakta-fakta mengejutkan tentang penyakit ini. Ada 9 fakta mengejutkan tentang pneumonia ini. Yuk simak faktanya ya. Fakta ini diperoleh dari data WHO, Kementerian Kesehatan Indonesia, website stoppneumonia.org, UNICEF dan Save The Children.
- Tahukah kamu bahwa pneumonia ini adalah penyakit nomor satu di dunia yang membunuh satu juta anak setiap tahunnya?
- Setiap tahunnya, sebanyak 1,4 juta balita meninggal karena pneumonia.
- Satu dari lima bayi meninggal karena pneumonia.
- Pneumonia menjadi penyakit pembunuh terbanyak pada balita dibandingkan AIDS, malaria, maupun campak.
- Setiap satu menit ada dua balita yang meninggal. Itu artinya setiap satu hari ada 2500 jiwa yang meninggal karena pneumonia.
- Pneumonia menyumbang angka 15% dari semua angka kematian bayi di dunia.
- Bila tak dilakukan pencegahan, diprediksikan tahun 2030 pneumonia ini akan membunuh 11 juta jiwa balita.
- Setengah dari kematian anak karena pneumonia, salah satu faktor penyebabnya adalah berhubungan dengan polusi udara.
- Memang pneumonia ini penyakit mematikan, namun bukan berarti tidak bisa dicegah ya. Pneumonia ini bisa dihentikan dengan usaha melakukan apa yang disebutkan pada kampanye STOP pneumonia.
Keajaiban
ASI
Semenjak keguguran pertama
kali yang aku rasakan, maka ketika aku diberikan kesempatan hamil kembali, aku
gunakan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Aku mencari berbagai macam ilmu
untuk bisa menjaga kelangsungan kehamilanku tetap sehat dan nanti tetap nyaman dan
bahagia saat menyusui.
Saat hamil, aku pun mengikuti
kelas menyusui bersama konselor laktasi secara online. Aku tak mengikuti
sendirian, setiap kali mendengarkan materi dari kelas ini aku turut mengajak
suami untuk mendengarkannya juga. Karena, aku ingin suami juga ikut serta
mendukung proses menyusui yang sering orang bilang masa-masa penuh perjuangan.
Hal yang membuatku dan suami
tercengang adalah ternyata ASI itu sangat ajaib. Wah, ajaib bagaimana?
Keajaiban yang membuat kami tercengang adalah kandungan ASI akan menyesuaikan
kebutuhan si bayi. Misalkan si bayi sakit maka ASI akan lebih banyak
memproduksi zat antibodi. Kami dilihatkan juga perbedaan ASI bayi yang sehat
dengan yang sedang sakit. Dan memang berbeda.
Pantas saja, kandungan ASI
memang tidak bisa digantikan dengan teknologi secanggih apapun. Semenjak saat
itu aku dan suami sepakat untuk saling mendukung proses menyusui minimal dua
tahun. Aku pun akan bertekad untuk terus memberikan ASI minimal dua tahun.
Aku baru sadar bahwa ternyata
ada pneumonia penyakit mematikan nomor satu bagi balita ketika mengikuti acara
festival anak sehat Indonesia. Beruntung, aku sedari awal sudah memberikan ASI
ekslusif selama enam bulan, bahkan anakku Salman memperoleh sertifikat
kelulusan ASI ekslusif enam bulan dari Puskesmas. Kini Salman masih menyusui
dan didampingi dengan makanan pendamping ASI (MPASI).
Selain itu, Salman juga
teratur untuk diberikan vaksin. Terlepas dari pro dan kontra vaksin, aku ada di
golongan yang pro vaksin. Mengapa? Karena tentunya manfaatnya lebih banyak dari
mudhorotnya.
Aku merasa bersyukur sekali
karena memiliki suami yang sangat mendukungku dalam proses menyusui ini.
Suamiku selalu menjaga mood-ku agar tidak berantakan. Karena kondisi suasana
hati dan stress bisa menghambat proses menyusui.
Kemudian selama aku menjalani
masa menyusui, suamikulah yang bertugas mencuci bajuku dan si bayi, dan
membersihkan kamar. Tentunya hal ini memastikan kebersihan bagi si bayi. Hal
lain yang aku syukuri adalah suamiku tidak merokok.
Alhamdulillah, selama ini
Salman jarang sakit. Prediksiku mungkin salah satunya dari pemberian ASI juga.
5 Bentuk Dukungan Sederhana Ayah Untuk Cegah Pneumonia Pada Bayi
Merujuk pada faktor-faktor
penyebab terjadinya pneumonia pada anak dan belajar dari pengalaman sendiri.
Maka, peran suami sangatlah penting dalam memberikan perlindungan agar si anak
tidak terkena pneumonia.
Bila, engkau adalah seorang ayah. Lakukanlah tindakan-tindakan sederhana ini. Memang kelihatannya sederhana dan sepele. Namun, tahukah ayah, bahwa tindakan sederhanamu ini ternyata bisa membantu mencegah kematian bayi di Indonesia.
- Dukung istri untuk memberikan ASI ekslusif selama enam bulan. Dukungan bisa diberikan dengan selalu membuat istri nyaman dan bebas tekanan. Ayah bisa menjadi tempat ternyaman untuk melampiaskan segala ketidaknyamanan istri ketika proses menyusui. Ayah bisa memberikan pijatan oksitosin pada istri apabila ASI yang keluar tidak lancar. Ayah bisa memberikan pujian bahwa ia adalah ibu yang hebat. Hal ini sepele, tapi sangat berarti bagi istri.
- Sebisa mungkin untuk tidak merokok dan melindungi anak dan istri dari asap rokok. Hal ini mudah bagi mereka yang tidak merokok, tapi sedikit butuh usaha bagi mereka yang merokok. Dalam hal ini juga, ayah sebaiknya meminta keluarga dekat atau tamu yang datang untuk tidak merokok di dekat anak dan istri.
- Membantu menjaga kebersihan rumah. Apabila sang istri masih sibuk dengan bayinya, tak ada salahnya bagi ayah untuk membantu membersihkan rumah. Karena rumah yang bersih akan memberikan udara yang bersih dan baik untuk kesehatan.
- Memastikan anak mendapat vaksin dasar, kalau perlu temani istri dan anak ketika imunisasi. Ayah bisa memberikan dukungan dengan menemani istri dan anak pada jadwal waktu imunisasi.
- Sediakan makanan yang sehat dan bergizi. Bila istri tak sempat berbelanja ke pasar maka jangan sungkan untuk mengajukan diri membeli bahan makanan di pasar.
Nah, itulah lima langkah
sederhana yang bisa ayah lakukan. Semoga dengan partisipasi aktif dari seorang
ayah bisa membantu meminimalisir jumlah bayi yang mengidap pneumonia. Mari
saling bergandengan tangan untuk STOP pneumonia.
0 komentar