Cara Kreatif Mengajar Hafalan Al Quran Untuk Anak Usia Dini

By Nabila Ghaida Zia - Maret 23, 2020


Cara Hafalan Al Quran Anak Usia Dini

"Mbak, aku ingin hafalan yang pakai penghapus itu. Seru deh. Tapi sayang mbak lala nggak ke sekolah lagi." Celetuk Nadhia, sepupuku yang juga sekaligus muridku di TK .

"Oh maksudnya nadhia yang estafet penghapus itu ya? Memang hafalan dengan kayak begitu seru ya?" Tanyaku.

"Iya mba seru banget." Jawabnya antusias.

Pagi ini ketika mendengar celetukan Nadhia membuatku merasa hal yang aku anggap sepele namun ternyata berkesan sekali pada anak-anak.

Kesibukanku sehari-hari adalah menjadi guru di TK Islam Terpadu Ibnu Hajar Al Asqolani, Karangkobar, Banjarnegara. TK ini berfokus pada nilai-nilai keagamaan dan salah satu target lulusannya adalah bisa hafal juz 30. Namun sudah tiga bulan ini aku cuti melahirkan sehingga aku tak lagi berangkat sekolah.

Baca Juga : Hikmah Musibah Tanah Longsor, Muncullah Yayasan Filantropi Pendidikan Berbasis Agama
Ada kebahagiaan sendiri ketika mengajarkan hafalan Al-Quran pada anak-anak TK. Sebagai seorang guru perlu trik jitu agar anak-anak tidak bosan ketika menghafal Al-Quran. Di sekolah kami jadwal untuk materi keagamaan dimulai dari pukul 08.00 WIB hingga 09.00 WIB. Dalam jangka waktu tersebut anak-anak diberikan tambahan hafalan baik surat/hadits/doa harian dan diberikan materi sesuai rancangan pembelajaran hari tersebut.

Untuk mengajar anak TK selama waktu satu jam butuh trik agar si anak tidak cepat bosan. Metode klasikal dengan guru berada di depan dan anak-anak mendengarkan apa yang guru katakan kadang membuat anak-anak bosan.

Ketika aku mengajar, menit-menit pertama anak-anak antusias sekali namun ketika di pertengahan ada yang konsentrasinya mulai goyah. Ada yang bermain sendiri, mengajak cerita temannya, bahkan ada yang melamun.

Ketika aku merasa bahwa anak-anak sudah bosan maka itu waktunya membuat intermezzo agar anak-anak kembali bersemangat kembali.

Metode Hafalan Al Quran untuk Anak Usia Dini


Metode hafalan yang diajarkan memang masih klasikal. Kalau yang aku lakukan ketika mengajarkan hafalan adalah sebagai berikut:

  1.  Menuliskan ayat yang akan diajar saat hari itu.
  2.  Aku mentalqin (membacakan ) terlebih dahulu sampai tiga kali.
  3.  Setelah aku mentalqin anak-anak maka aku meminta anak-anak untuk menghafalnya sampai 10 kali.
  4.  Bila anak-anak sudah hafal dengan ayat yang aku talqin-kan maka bisa lanjut ayat berikutnya dan digabung dengan ayat sebelumnya.
  5. Namun apabila anak belum hafal, aku akan mencoba satu per satu anak atau dua anak untuk mengulang sebanyak tiga atau lima kali agar hafal.
Itulah cara harian yang aku lakukan. Namun aku juga melakukan cara-cara kreatif agar mereka tak bosan ketika hafalan. Aku memasukkan unsur bermain didalamnya. Apa sajakah cara kreatif itu?

1.  Murojaah Hafalan Al Quran dengan Cara  Battle Hafalan 

Dalam cara ini aku membagi siswa di kelas menjadi dua tim. Seringnya tim putra dan putri. Setelah dibagi menjadi dua tim, kadang aku meminta mereka untuk berhadap-hadapan atau hanya berbanjar seperti biasa. 

Selanjutnya aku minta mereka menamai nama kelompoknya masing-masing. Rata-rata kelompok putra ingin dinamain dengan nama hewan sedangkan kelompok putri ingin dinamai dengan nama bunga. 

Setelah kedua kelompok sepakat dengan nama kelompoknya, maka aku tuliskan nama kelompok mereka di depan papan tulis. 

Untuk memulai hafalan maka aku akan membacakan ayat secara acak dan kelompok mana yang bisa menjawab terlebih dahulu maka bisa untuk memulai hafalan terlebih dahulu. 

Ketika hafalan telah dimulai maka caranya selang seling misalnya tim A ayat pertama, maka selanjutnya tim B ayat kedua dan seterusnya.

Kelompok yang kompak, semangat dan hafalannya benar akan mendapat bintang dari guru. Cara murojaah ini efektif membuat anak-anak semangat untuk murojaah.

Sebelum melakukan battle hafalan aku sudah mengedukasi mereka untuk tidak mencemooh kelompok yang kalah. Namun harus tetap menyemangatinya.

2.  Murojaah Hafalan Al Quran dengan Cara Sambung Ayat

Sama halnya seperti cara pertama namun cara ini tanpa melakukan pembagian kelompok. Aku menuliskan seluruh nama anak-anak yang ada di kelas. Barangsiapa  yang semangat murojaah hafalannya maka akan mendapat bintang.

Sambung ayat ini caranya adalah dengan aku membacakan ayat acak dari sebuah surat. Nanti tugas anak-anak adalah menebak judul surat dan melanjutkan ayat berikutnya. Siapa yang mampu menebak judul surat maka akan mendapat bintang.

3. Murojaah Hafalan Al Quran dengan Cara Estafet

Nah, cara ini ternyata disukai sebagaimana pengakuan nadhia diatas. Murojaah dengan cara estafet ini adalah dengan menggilirkan penghapus/spidol atau benda kecil lainnya pada anak-anak. Dalam hal ini benda yang aku gunakan adalah penghapus.

Pertama, aku mengajak mereka duduk melingkar. Kemudian aku memulai hafalan sembari memegang penghapus. Ketika anak-anak sudah mulai murojaah suratnya maka aku gulirkan penghapus tersebut ke anak yang ada di sebelahku. Anak yang disebelahku memberikan ke temannya yang ada di sebelahnya dan seterusnya. Ketika surat berakhir maka anak yang memegang penghapus itu akan diminta untuk menyebutkan hadits atau doa harian.

Cara ini membuat anak-anak semangat dan membantu fokus dan konsentrasi anak-anak dalam menghafalkan Al Quran.

Nah, itu dia caraku mengajar anak usia dini hafalan Al Quran. Seru banget dan semoga bisa dipraktekkan ya. 


  • Share:

You Might Also Like

1 komentar