Alhamdulillah sekali sekarang kita hidup di era yang penuh kemudahan. Segalanya hampir setiap lini kehidupan kita sudah dimudahkan dengan adanya teknologi. Menuntut ilmu pun sekarang menjadi lebih mudah karena tinggal ketikkan ilmu apa yang kita cari di gadget kita maka akan langsung muncul bahkan dalam hitungan detik. Alhamdulillah
Kadang tak bisa membayangkan betapa semangatnya para penuntut ilmu pada zaman dahulu. Hanya untuk belajar satu hadits saja harus mengorbankan waktu berbulan-bulan melewati padang pasir untuk bisa menuntut satu hadits tersebut. Berbeda dengan zaman sekarang.
Suami pernah berkata, "Sekarang kita udah dimudahkan banget buat belajar. Tapi kadang kita masih malas untuk belajar. Nanti pas di akhirat gimana kalau kita ditanya malaikat. Kita udah dikasih fasilitas untuk belajar tapi kok tidak dimanfaatkan."
Nah loh, gimana kira-kira kalau nanti kita ditanyai seperti itu di akhirat.
Alhamdulillah setelah menikah aku dapat informasi belajar dari salah satu ustadz sunnah yakni ustadz Abdullah Roy yang punya pembelajaran lewat whatsapp dan web. Nama pembelajarannya Halaqoh Silsilah Ilmiah Abdullah Roy. Disitu setiap pagi kami diberikan audio berupa kajian singkat sekitar 4-5 menit dengan materi tentang Aqidah. Nah di sore hari kami diminta untuk mengerjakan satu soal pilihan ganda untuk evaluasi.
Karena aku yang tahu infonya dahulu maka aku mendaftarkan suamiku juga untuk mengikuti HSI Abdullah Roy. Biar lebih semangat. Aku mendaftar bulan Agustus 2018 sampai bulan Juni ini masih berlangsung. Uniknya aku dan suami saling mengingatkan kalau terlupa mengerjakan evaluasi atau mendengarkan audio pembelajaran. Alhamdulillah menyenangkan bisa saling berlomba dan menyemangati dalam belajar ilmu syar'i.
Kadang tak bisa membayangkan betapa semangatnya para penuntut ilmu pada zaman dahulu. Hanya untuk belajar satu hadits saja harus mengorbankan waktu berbulan-bulan melewati padang pasir untuk bisa menuntut satu hadits tersebut. Berbeda dengan zaman sekarang.
Suami pernah berkata, "Sekarang kita udah dimudahkan banget buat belajar. Tapi kadang kita masih malas untuk belajar. Nanti pas di akhirat gimana kalau kita ditanya malaikat. Kita udah dikasih fasilitas untuk belajar tapi kok tidak dimanfaatkan."
Nah loh, gimana kira-kira kalau nanti kita ditanyai seperti itu di akhirat.
Alhamdulillah setelah menikah aku dapat informasi belajar dari salah satu ustadz sunnah yakni ustadz Abdullah Roy yang punya pembelajaran lewat whatsapp dan web. Nama pembelajarannya Halaqoh Silsilah Ilmiah Abdullah Roy. Disitu setiap pagi kami diberikan audio berupa kajian singkat sekitar 4-5 menit dengan materi tentang Aqidah. Nah di sore hari kami diminta untuk mengerjakan satu soal pilihan ganda untuk evaluasi.
Karena aku yang tahu infonya dahulu maka aku mendaftarkan suamiku juga untuk mengikuti HSI Abdullah Roy. Biar lebih semangat. Aku mendaftar bulan Agustus 2018 sampai bulan Juni ini masih berlangsung. Uniknya aku dan suami saling mengingatkan kalau terlupa mengerjakan evaluasi atau mendengarkan audio pembelajaran. Alhamdulillah menyenangkan bisa saling berlomba dan menyemangati dalam belajar ilmu syar'i.
Seperti biasa hal yang tidak pernah terlupakan oleh manusia zaman sekarang adalah scrolling status di sosial media. Ketika sedang scrolling sosial media yakni di beranda facebook, tiba-tiba mata ini menangkap buku yang menarik dari status seorang teman bernama Dwi Puji Astuti. Buku apakah itu?
Buku itu adalah buku tulisan seorang ustadz yang termasyhur di negeri ini bahkan menjadi salah satu pengajar di Arab Saudi sana. Iya, buku itu adalah tulisan dari hasil karya ustadz Firanda Andirja, MA Hafidzahullah. Buku itu berjudul Tafsir Juz 'Amma. Dalam status kawan tersebut dikatakan bahwa cukup dengan mengganti ongkos cetak sebesar 70.000, pembeli bisa mendapatkan buku tafsir tersebut yang tebalnya kurang lebih 729 halaman. Hati langsung bersemangat buat membeli karena semenjak dulu pengen banget beli buku tafsir Al-Quran. Sayangnya untuk satu set tafsir 30 Juz harganya membuat aku harus menabung dulu.
Aku utarakan deh status ini ke suami. Gayung bersambut, kebetulan suami juga punya cita-cita sama untuk membeli buku tafsir Al Quran. Akhirnya kami order deh satu buku.
Kami menunggu beberapa hari hingga kedatangan buku tersebut. Akhirnya setelah menunggu buku tersebut datang juga. Tak sabar aku membuka buku tersebut. Dan bahagianya ketika membuka isinya. Berasa bertemu kekasih idaman dari dulu :D
Langsung jatuh cinta pada buku ini karena isi buku tersebut mudah untuk dibaca dan dipahami, dilengkapi dengan ilustrasi sehingga tidak membuat pembaca bosan. kadang kalau beli buku agama cuma ada teks dan kadang berdekatan tulisannya sehingga membuat bosan membacanya. Namun buku ini tidak.
Projek keluarga antara aku dan suamiku jadi bertambah yakni membaca buku tafsir. karena hanya membaca Al Quran tanpa paham arti dan tafsir al Quran maka rasanya kurang. Kebetulan di buku tersebut ada dua pita pembatas. Aku dan suami bergantian membacanya setiap hari. Kadang aku di siang hari atau pagi hari, nanti suami membacanya saat habis magrib. Masya Allah dengan membaca buku tersebut bisa menambah pengetahuan tentang Al Quran. Alhamdulillah
Buku itu adalah buku tulisan seorang ustadz yang termasyhur di negeri ini bahkan menjadi salah satu pengajar di Arab Saudi sana. Iya, buku itu adalah tulisan dari hasil karya ustadz Firanda Andirja, MA Hafidzahullah. Buku itu berjudul Tafsir Juz 'Amma. Dalam status kawan tersebut dikatakan bahwa cukup dengan mengganti ongkos cetak sebesar 70.000, pembeli bisa mendapatkan buku tafsir tersebut yang tebalnya kurang lebih 729 halaman. Hati langsung bersemangat buat membeli karena semenjak dulu pengen banget beli buku tafsir Al-Quran. Sayangnya untuk satu set tafsir 30 Juz harganya membuat aku harus menabung dulu.
Aku utarakan deh status ini ke suami. Gayung bersambut, kebetulan suami juga punya cita-cita sama untuk membeli buku tafsir Al Quran. Akhirnya kami order deh satu buku.
Kami menunggu beberapa hari hingga kedatangan buku tersebut. Akhirnya setelah menunggu buku tersebut datang juga. Tak sabar aku membuka buku tersebut. Dan bahagianya ketika membuka isinya. Berasa bertemu kekasih idaman dari dulu :D
Langsung jatuh cinta pada buku ini karena isi buku tersebut mudah untuk dibaca dan dipahami, dilengkapi dengan ilustrasi sehingga tidak membuat pembaca bosan. kadang kalau beli buku agama cuma ada teks dan kadang berdekatan tulisannya sehingga membuat bosan membacanya. Namun buku ini tidak.
Projek keluarga antara aku dan suamiku jadi bertambah yakni membaca buku tafsir. karena hanya membaca Al Quran tanpa paham arti dan tafsir al Quran maka rasanya kurang. Kebetulan di buku tersebut ada dua pita pembatas. Aku dan suami bergantian membacanya setiap hari. Kadang aku di siang hari atau pagi hari, nanti suami membacanya saat habis magrib. Masya Allah dengan membaca buku tersebut bisa menambah pengetahuan tentang Al Quran. Alhamdulillah
Beberapa hari lalu terasa begitu melelahkan bagiku. Namun kelelahan itu berganti dengan kenyamanan ketika aku berada di dekat suamiku.
Lima hari yang lalu aku selalu pulang sore. Sekitar pukul setengah lima. Menjadi pemimpin dalam in house training yang diadakan oleh TK tempatku mengajar cukup menguras energiku. Terlebih lagi aku sedang hamil muda.
Ketika aku dan suamiku pulang ke rumah. Rumah nampak sepi. Para pembantuku telah pulang ke rumahnya masing-masing. Sedangkan ibuku sedang pergi ke Purwokerto. Hawa dingin dan perasaan sepi tiba-tiba menyelinap dalam perasaanku.
Kosongnya rumah ini, rumah sebesar ini hanya ada aku dan suamiku.
Maka aku menuju ke kamarku dan merebahkan badan sejenak. Mengobrol bersama suamiku. Mengobrol macam-macam, termasuk masalah yang sedang menguji kami dan keluarga. Senangnya ketika mengobrol dengan suamiku adalah ia dewasa dalam menanggapi masalah yang ada. Tidak terbawa emosi. Bahkan ketika ada masalah suamiku selalu memberikan pengajaran kepadaku . Seringkali juga suamiku menceritakan kisah Nabi atau kisah Sahabat yang ada kaitannya dalam menangani masalah yang mungkin hampir serupa dengan masalah yang sedang dihadapi.
Alhamdulillah semoga nanti ketika si dedek sudah lahir, suamiku bisa bercerita banyak tentang kisah nabi dan para sahabat yang penuh hikmah itu.
Lima hari yang lalu aku selalu pulang sore. Sekitar pukul setengah lima. Menjadi pemimpin dalam in house training yang diadakan oleh TK tempatku mengajar cukup menguras energiku. Terlebih lagi aku sedang hamil muda.
Ketika aku dan suamiku pulang ke rumah. Rumah nampak sepi. Para pembantuku telah pulang ke rumahnya masing-masing. Sedangkan ibuku sedang pergi ke Purwokerto. Hawa dingin dan perasaan sepi tiba-tiba menyelinap dalam perasaanku.
Kosongnya rumah ini, rumah sebesar ini hanya ada aku dan suamiku.
Maka aku menuju ke kamarku dan merebahkan badan sejenak. Mengobrol bersama suamiku. Mengobrol macam-macam, termasuk masalah yang sedang menguji kami dan keluarga. Senangnya ketika mengobrol dengan suamiku adalah ia dewasa dalam menanggapi masalah yang ada. Tidak terbawa emosi. Bahkan ketika ada masalah suamiku selalu memberikan pengajaran kepadaku . Seringkali juga suamiku menceritakan kisah Nabi atau kisah Sahabat yang ada kaitannya dalam menangani masalah yang mungkin hampir serupa dengan masalah yang sedang dihadapi.
Alhamdulillah semoga nanti ketika si dedek sudah lahir, suamiku bisa bercerita banyak tentang kisah nabi dan para sahabat yang penuh hikmah itu.
Hari Rabu tanggal 19 Juni 2019 adalah hari aku kembali mengunjungi RSUD untuk memenuhi panggilan kontrol ke poli jantung untuk melakukan ekokardiologi, semacam ronsen jantung.
Bayangan yang muncul pertama kali saat malam menjelang keberangkatan ke RSUD yang letaknya di Banjarnegara kota adalah lamanya antrian menunggu. Sudah terbayang dalam benak pengalaman saat ke RSUD beberapa bulan lalu, antrian di poli jantung sangat penuh dan aku tak kebagian tempat duduk.
Ketika esok hari menjelang, aku dan suamiku sudah bersiap semenjak lepas subuh, berniat untuk merilekskan diri dengan memasrahkan semuanya kepada Allah.
"Ya Allah aku pasrahkan hariku padamu, biarkan Allah yang memudahkan." Batinku dalam hati.
Jarak dari rumah ke RSUD sekitar 26 km dan itu membutuhkan waktu perjalanan menggunakan bus mikro selama satu jam. Aku berangkat bersama suamiku, namun suamiku berangkat terlebih dahulu dengan menggunakan sepeda motor. Sedangkan aku naik mikro karena kondisi kehamilanku yang tak bisa diajak perjalanan jauh dengan motor.
Suamiku sampai di RSUD setengah jam lebih awal daripada aku. Aku memperoleh antrian 147 untuk antrian BPJS dan nomor 27 untuk antrian pasien umum. Saat itu aku berniat untuk ke dua poli yakni poli jantung dan psikologi. Sesampainya disana antrian umum sudah menunjukkan angka 29 , maka aku segera ke loket dan segera setelah itu aku bisa langsung dapat ke poli psikologi. Sedangkan ku lihat di antrian BPJS masih nomor 40-an kalau tidak salah. Maka aku bersegera pergi ke poli psikologi.
Sesampainya disana aku dipanggil dan dapat nomor urut pertama. Aku berada di poli psikologi selama setengah jam. Ketika aku balik ke loket antrian BPJS,alhamdulillah nomor antrianku belum dipanggil. kulihat baru sampai nomor 125. Beruntung banget, aku sudah bisa ke poli psikologi dan sekarang saatnya ke poli jantung. Aku hanya menunggu sekitar 15 menit hingga no antrian BPJS ku dipanggil.
Akhirnya, dipanggil juga dan aku diminta untuk tes sidik jari. Waduh tes sidik jari kan biasanya aku paling zonk. karena jariku kering sehingga tidak terdeteksi sidik jariku. Namun alhamdulillah setelah beberapa kali, akhirnya bisa terbaca juga. Lanjut deh aku pergi menuju ke poli jantung. Alhamdulillah bisa dapat tempat duduk karena sepi banget. Aku dapat urutan nomor 15.
Alhamdulillah semua proses di RSUD mudah, aku juga sudah selesai sebelum dhuhur. Alhamdulillah ini berkah memasrahkan segala urusan pada Allah tanpa mengesampingkan usaha. Maka nilai inilah yang nantinya akan aku ajarkan pada bayi yang kini sedang aku kandung.
Bayangan yang muncul pertama kali saat malam menjelang keberangkatan ke RSUD yang letaknya di Banjarnegara kota adalah lamanya antrian menunggu. Sudah terbayang dalam benak pengalaman saat ke RSUD beberapa bulan lalu, antrian di poli jantung sangat penuh dan aku tak kebagian tempat duduk.
Ketika esok hari menjelang, aku dan suamiku sudah bersiap semenjak lepas subuh, berniat untuk merilekskan diri dengan memasrahkan semuanya kepada Allah.
"Ya Allah aku pasrahkan hariku padamu, biarkan Allah yang memudahkan." Batinku dalam hati.
Jarak dari rumah ke RSUD sekitar 26 km dan itu membutuhkan waktu perjalanan menggunakan bus mikro selama satu jam. Aku berangkat bersama suamiku, namun suamiku berangkat terlebih dahulu dengan menggunakan sepeda motor. Sedangkan aku naik mikro karena kondisi kehamilanku yang tak bisa diajak perjalanan jauh dengan motor.
Suamiku sampai di RSUD setengah jam lebih awal daripada aku. Aku memperoleh antrian 147 untuk antrian BPJS dan nomor 27 untuk antrian pasien umum. Saat itu aku berniat untuk ke dua poli yakni poli jantung dan psikologi. Sesampainya disana antrian umum sudah menunjukkan angka 29 , maka aku segera ke loket dan segera setelah itu aku bisa langsung dapat ke poli psikologi. Sedangkan ku lihat di antrian BPJS masih nomor 40-an kalau tidak salah. Maka aku bersegera pergi ke poli psikologi.
Sesampainya disana aku dipanggil dan dapat nomor urut pertama. Aku berada di poli psikologi selama setengah jam. Ketika aku balik ke loket antrian BPJS,alhamdulillah nomor antrianku belum dipanggil. kulihat baru sampai nomor 125. Beruntung banget, aku sudah bisa ke poli psikologi dan sekarang saatnya ke poli jantung. Aku hanya menunggu sekitar 15 menit hingga no antrian BPJS ku dipanggil.
Akhirnya, dipanggil juga dan aku diminta untuk tes sidik jari. Waduh tes sidik jari kan biasanya aku paling zonk. karena jariku kering sehingga tidak terdeteksi sidik jariku. Namun alhamdulillah setelah beberapa kali, akhirnya bisa terbaca juga. Lanjut deh aku pergi menuju ke poli jantung. Alhamdulillah bisa dapat tempat duduk karena sepi banget. Aku dapat urutan nomor 15.
Alhamdulillah semua proses di RSUD mudah, aku juga sudah selesai sebelum dhuhur. Alhamdulillah ini berkah memasrahkan segala urusan pada Allah tanpa mengesampingkan usaha. Maka nilai inilah yang nantinya akan aku ajarkan pada bayi yang kini sedang aku kandung.
Yuk ngobrolin Islam
Eh maksudnya gimana?
Dalam banget ngobrolin tentang Islam
Eit sabar ngobrolin tentang Islam adalah kita ngobrol hal-hal yang menyangkut agama kita. Nggak usah yang terlalu njelimet , dari yang sederhana aja dulu.
Ngobrol islami ini salah satu trik juga loh buat nanti melatih kecerdasan spiritual anak dan mengajarkan tauhid pada anak.
Nah aku bilang sama suami, nanti kalau udah punya anak tiap hari diisi obrolan islami ya, yang mengajak mengenal Allah dan Rasul-Nya.
Hari ini di malam yang sunyi, aku dan suami ngobrol tentang Islam. Tentang zaman Rasulullah dahulu.
Semoga Istiqomah ya nanti ngobrolnya apalagi kalau udah ada personil baru
Eh maksudnya gimana?
Dalam banget ngobrolin tentang Islam
Eit sabar ngobrolin tentang Islam adalah kita ngobrol hal-hal yang menyangkut agama kita. Nggak usah yang terlalu njelimet , dari yang sederhana aja dulu.
Ngobrol islami ini salah satu trik juga loh buat nanti melatih kecerdasan spiritual anak dan mengajarkan tauhid pada anak.
Nah aku bilang sama suami, nanti kalau udah punya anak tiap hari diisi obrolan islami ya, yang mengajak mengenal Allah dan Rasul-Nya.
Hari ini di malam yang sunyi, aku dan suami ngobrol tentang Islam. Tentang zaman Rasulullah dahulu.
Semoga Istiqomah ya nanti ngobrolnya apalagi kalau udah ada personil baru
Family project terbesarku adalah menyiapkan anak-anakku kelak menjadi anak-anak shalih-shalihah yang juga para penghafal Al-Quran. Aku ingin rumah yang aku, suami dan anak-anakku kelak tinggali akan menjadi rahim bagi para penghafal Al-Quran.
Nah salah satu hal atau kegiatan yang aku rencanakan dan sedang berusaha aku implementasikan adalah menyetel murotal 24 jam. Hehe namun saat ini baru berjalan beberapa saat saja. Aku ingin apa yang selalu didengarkan oleh anak-anakku kelak adalah lantunan ayat suci Al-Quran.
Tadi aku baru mencoba sekitar satu jam. Hehe baru 1/24 nya untuk bisa terus menyetel ayat suci Al-Quran. Semoga nanti pas dedek sudah lahir bisa istiqomah untuk menyetel 24 jam Al Quran.
Dalam rangka mengasah kecerdasan spiritual dan membangun suasana yang religius dalam keluarga maka salah satu kegiatan dalam family projekku berikutnya adalah menuntut ilmu syar'i tiap harinya. Kalau menurut ustadz Khalid Basalamah usahakan tiap hari itu ada ilmu baru yang didengarkan dan diamalkan. Daripada di mobil menyetel suara musik maka coba ganti dengan audio kajian ilmu syar'i. Apalagi sekarang ini menuntut ilmu itu guampanggg pake banget cukup dengan menggerakkan ibu jari jempol, ilmu yang kita inginkan sudah tersedia di layar kaca. Daripada di youtube streaming program yang unfaedah mending streaming kajian ilmu syar'i.
Sekarang Allah itu kasih kemudahan sekali untuk kita menuntut ilmu tapi masih aja disia-siakan. Ampuni aku Ya Allah. Ulama-ulama dulu hanya untuk belajar satu hadits saja harus melewati gurun pasir dengan jarak tempuh bilangan bulan. Ya Allah rasanya malu sekali dan selama ini banyak waktu yang terbuang sia-sia :(
Kegiatan dalam family projek ini adalah mendengarkan setiap harinya minimal satu kajian. Sebenarnya ini sudah ada di life planku tapi masih belum istiqomah. Tadi pagi sudah mulai lagi dan mendengarkan kajiannya bersama suami saat sarapan pagi. Kebetulan waktu itu ada tabligh akbar di purbalingga yang diisi oleh Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, salah satu ustadz favorit hehe. Qodarulloh emang gak bisa ikut, eh alhamdulillah dapat rekamannya di grup komunitas mutiara sunnah. Temanya menarik lagi, yakni masalah pun terurai.
Dalam rekaman tersebut sebenarnya hidup itu penuh masalah. Tidak ada orang yang hidupnya lempeng-lempeng aja. Semua orang akan diberikan masalah dan diuji. Allah apabila menyayangi hamba-Nya maka akan diberikan ujian. Nah, kadang kalau kita ada masalah kita ngerasa menjadi manusia paling buruk dan sengsara sedunia. Padahal andai kita tahu bahwa rahasia agar masalah terurai adalah mempunyai ilmu tentang masalah tersebut. Makanya kita diminta untuk terus belajar. Rahasia berikutnya adalah dengan mengedepankan tauhid kepada Allah. Masya Allah.
Setelah kemarin memutuskan untuk bisa membiasakan diri dalam mewujudkan visi besar yakni mempunyai anak-anak ahlul quran, hari ini mulai mencoba mempraktekkanya. Kebetulan di rumah ada saudara perempuan usia 5 tahun. Nah aku mencoba untuk mulai menerapkan apa yang nantinya akan aku terapkan kepada anak-anakku kelak.
"Mba nanti aku murojaah 10 surat ya." Kata Nadhia kepadaku yang masih menyelesaikan dzikir setelah sholat.
"Iya sabar ya dek, mba lala dzikir dulu."jawabku
Setelah aku selesai dzikir dan sholat ba'diyah , aku mulai semangat mengajak Nadhia. Awalnya semangatnya nadhia sudah menurun dan bersiap untuk memainkan HP sembari menungguku. Dengan berbagai macam rayuan aku mencoba merayunya.
Akhirnya nadhia mau murojaah walau tidak sampai 10 surat. Setelah murojaah surat Al-Quran aku mencoba menanamkan adab dan akhlak ketika membaca Al-Quran dan berlaku kepada orang tua. Nadhia mendengarkan dengan menimpali ucapanku dengan balasan yang polos sembari ia duduk di dalam kardus.
Semoga nanti ke depan bisa istiqomah dalam mewujudkan projek besar memiliki anak-anak ahlul quran.
"Mba nanti aku murojaah 10 surat ya." Kata Nadhia kepadaku yang masih menyelesaikan dzikir setelah sholat.
"Iya sabar ya dek, mba lala dzikir dulu."jawabku
Setelah aku selesai dzikir dan sholat ba'diyah , aku mulai semangat mengajak Nadhia. Awalnya semangatnya nadhia sudah menurun dan bersiap untuk memainkan HP sembari menungguku. Dengan berbagai macam rayuan aku mencoba merayunya.
Akhirnya nadhia mau murojaah walau tidak sampai 10 surat. Setelah murojaah surat Al-Quran aku mencoba menanamkan adab dan akhlak ketika membaca Al-Quran dan berlaku kepada orang tua. Nadhia mendengarkan dengan menimpali ucapanku dengan balasan yang polos sembari ia duduk di dalam kardus.
Semoga nanti ke depan bisa istiqomah dalam mewujudkan projek besar memiliki anak-anak ahlul quran.
Alhamdulillah setelah 4 bulan lalu harus kehilangan calon personil baru di keluarga kecilku, maka hari ini sudah kudapati si kecil berusia 13 minggu dalam kandunganku. Ada haru yang menyeruak ke dalam dada ketika melihat pada layar USG bahwa si kecil sudah mulai terbentuk bagian-bagian tubuhnya. Bahkan ada air mata yang hampir menetes dari pelupuk mata suami ketika melihat si kecil berenang-renang indah dalam perut ibunya. Alhamdulillah maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan.
Sebelum menikah aku sudah bertekad bahwa kelak anak-anak yang lahir dari rahimku adalah anak-anak sholeh-sholehah yang menjadi ahli al-quran. Menjadi anak-anak yang hafal dan paham Al Quran , mencintai Al-Quran dan menerapkan kandungan Al-Quran dalam kehidupan sehari-harinya. Maka sebenarnya projek terbesarku dalam pernikahan ini adalah mendidik anak-anakku kelak agar menjadi hafiz dan hafizah meskipun aku sendiri belum paham 30 juz. Tapi aku punya tekad yang besar. Sedari sebelum menikah aku sudah giat belajar berbagai macam metode menghafal, belajar rahasia daripada keluarga para penghafal Al-Quran hingga mengikuti sendiri kegiatan di karantina tahfidz. Semua itu aku lakukan untuk mendidik buah hatiku kelak.
Aku membaca buku kisah dari orang tua yang semua anaknya hafizh Al-Quran padahal kedua orang tuanya bukan seorang hafiz. Namun karena tekadnya yang kuat dan besar maka Allah mudahkan.
Rahasianya adalah disiplin waktu. Setiap hari anak-anak diberi waktu setelah subuh dan magrib untuk setor hafalan atau murojaah. Waktu tersebut tidak bisa diganggu gugat untuk kegiatan lainnya.Lalu kemarin saat aku sedang berdua dengan suami tanpa ada gadget diantara kita, aku mulai membuka percakapan
"Mas, adek kan pengen anak-anak kita kelak bisa jadi hafiz Al-Quran. Nah kita meniru salah satu rahasia keluarga para penghafal Al-Quran yakni menggunakan waktu setelah subuh dan magrib untuk menambah hafalan maupun murojaah. Nah karena si dedek belum lahir, yuk kita berdua dulu yang mulai."
Suamiku pun menyetujui usulku itu. Ibaratnya sebelum lari maraton harus pemanasan dulu. Nah inilah pemanasan kita. Kita akan membiasakan diri untuk memanfaatkan waktu magrib dan subuh untuk mengasah kecerdasan spiritual kami dengan menghafal Al-Quran. Bismillah Al Quran itu mudah, semoga Allah mudahkan :)
Guru, sebuah profesi yang masih dianggap sebelah mata
di negara kita tercinta, Indonesia. Kesejahteraan para guru masih jauh panggang
dari api. Bahkan mirisnya terkadang gaji buruh lebih tinggi dibanding gaji
guru. Namun, rendahnya kesejahteraan guru, tidak lantas membuat banyak orang
mundur menjadi guru. Justru semakin banyak orang yang berlomba-lomba menjadi
guru.
Karena profesi guru adalah profesi paling mulia. Meski
tak dinilai dengan uang, ada pahala yang mengalir disana, begitulah keyakinan
yang membuat banyak guru di Indonesia bertahan meski di tengah keterbatasan
ekonomi. Karena mereka percaya bahwa setiap huruf ilmu yang mereka ajarkan
apabila murid-muridnya menyerap dan mengamalkannya dengan baik maka pahala
kebaikan akan terus mengalir kepada guru tersebut.
Nah, di era modern ini yang namanya guru itu nggak
sekedar ngajar di kelas loh ya. Zaman teknologi seperti ini siapa saja bisa
jadi guru loh, dengan mengajarkan sesuatu hal. Ada anak kuliahan yang nyambi
kerja jadi guru privat, ada guru yang mengajarnya di depan kamera seperti para
master teacher ruangguru. Meskipun ngajarnya di depan kamera namun bisa diikuti
oleh jutaan siswa di seluruh Indonesia.
Menurutku fitur paling favorit di ruangguru adalah
fitur rumah belajarnya dengan akses ribuan video pembelajaran animasi yang
menarik. Durasinya tidak terlalu panjang sehingga tidak membosankan. Kualitas
videonya juga bagus banget, tidak goyang , yah karena sudah professional.
Tutornya menjelaskan dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga
menjadi sarana belajar juga untuk para muridnya.
Ternyata keberadaan rumah belajar itu bukan hanya
menguntungkan para siswa saja loh. Ternyata para guru pun diuntungkan dengan
adanya ruang belajarnya ruangguru ini. Bagi yang basic pendidikan sarjananya
memang jalur pendidikan dan sekarang menjadi guru adanya ruang belajar ini bisa
membantu mereka dalam mengajar. Salah satunya dengan dijadikan media
pembelajaran. Terkadang murid memang membutuhkan visualisasi dalam rangka untuk
mengerti dan memahami mata pelajaran yang sedang dipelajarinya. Guru bisa
menggunakan video pembelajaran untuk dijadikan tambahan media pembelajaran
untuk menunjukkan visualisasi atas materi yang sedang diajarkan.
Sepertinya tak hanya guru formal saja yang mendapatkan
keuntungan dari adanya ruang belajar ini. Namun guru yang basic-nya bukan dari
pendidikan pun kecipratan keuntungan dari ruangguru ini. Dengan ruangguru,
semuanya bisa jadi guru. Memang menurutku bagiku setiap orang adalah guru bagi
siapapun. Seperti cerita dua temanku yang berprofesi jadi guru privat atau guru
freelance.
Cerita pertama adalah temanku yang bekerja di salah
satu rumah sakit di Bekasi. Meskipun ia sudah bekerja di bidang kesehatan namun
ia punya kepedulian yang besar di bidang pendidikan. Saat awal bekerja di
Bekasi, ia merasa gabut. Karena ia sebenarnya tipikal anak yang aktif. Saat
kuliah saja aktif berorganisasi, bahkan kadang selesai kegiatan sampai
menjelang tengah malam. Nah, daripada gabut, dia mendaftar menjadi tutor di
ruangguru. Ia mendapatkan beberapa murid. Ia sering mengakses video dari ruang
belajar yang bisa dijadikan referensi dalam mengajar para muridnya. Di sela-sela
kesibukannya setelah bekerja di rumah sakit, ia teruskan dengan mengajar hingga
larut malam. Hasilnya tak sia-sia kini muridnya telah mengikuti ujian dan
mendapatkan nilai memuaskan.
Cerita kedua adalah seorang kawan yang pernah menjadi
guru privat di sebuah asrama yang diperuntukkan untuk anak yatim piatu. Ia
menggunakan ruangguru saat awal-awal baru ada ruangguru. Ia cukup terbantu
dalam mengajar anak-anak terutama dalam mata pelajaran Matematika dan IPA. Ia
mendapatkan akses gratis dari lembaganya untuk mengakses ruangguru. Ia
menggunakan ruangguru untuk mencari referensi soal. Karena ia memang basic-nya
bukan pendidikan. Dengan melihat soal yang ada di ruangguru, ia bisa membuat
soal sendiri dan belajar dari pembahasan dari setiap soal yang ada di
ruangguru.
Wah luar biasa sekali ruangguru. Oh ya selain itu di
ruang belajar ada loh video pembelajaran untuk pelatihan guru. Wow menarik ya!
Ruangguru memberikan solusi masalah pendidikan di
Indonesia, tak hanya untuk para murid Indonesia namun juga untuk para guru yang
ada di Indonesia. Proud of you ruangguru.
Siapa yang tak kenal dengan Iqbal Ramadhan?
Sosok gantengnya akhir-akhir ini menjadi idola para
remaja di Indonesia. Terlebih setelah membintangi sebuah film yang sangat
sukses di layar kaca yakni film Dilan 1990 yang tayang di awal tahun 2018.
Aktingnya dalam memerankan sosok Dilan membuat banyak remaja putri luluh
hatinya. Kata-kata romantisnya yang sering terlontar pada Milea membuat banyak
remaja putri mengidamkan sosok sepertinya. Banyak remaja putri yang mengikuti
perjalanan hidupnya. Ternyata mantan personil coboy junior yang sempat hits di
masanya memiliki prestasi akademik yang luar biasa.
Iqbal kini sedang menempuh pendidikan di Monash
University, Australia. Kampus ini menjadi primadona bagi para mahasiswa yang
ingin melanjutkan kuliah di Australia. Sebelum melanjutkan pendidikan di monash
university, Iqbal pun pernah meraih beasiswa untuk bersekolah di United World
College of the American West, USA. Wah keren ya. Pantas banyak yang klepek-klepek
sama Iqbal :D
Iqbal juga menjadi brand ambassador dari aplikasi
bimbingan online nomor satu di Indonesia, yakni Ruangguru. Ia dipilih menjadi
brand ambassador karena dia adalah salah satu public figure dengan paket
komplit. Karirnya wow pun diimbangi dengan prestasinya yang bagus. Ia pun
sangat peduli dengan isu pendidikan yang ada di Indonesia dan menginspirasi
para pelajar di Indonesia. Melejitnya
nama Iqbal membuat ruangguru pun banyak dilirik anak muda. Contohnya adalah
salah satu adik kelasku. Ia kini sekarang sudah berkuliah di Universitas
Jendral Soedirman Purwokerto jurusan Agroteknologi. Ia merupakan salah satu
fans Iqbal.
Adik kelasku telah berlangganan ruangguru selama satu
semester. Ketika aku gali ternyata awal mula perkenalan dia dengan Ruangguru
adalah karena Iqbal. Ketika pertama kali launching brand ambassador Ruangguru
bersama Iqbal Ramadhan, adik kelasku mulai penasaran.
“Apa sih ruangguru? Kok Kayaknya keren. Iqbal pula
yang jadi brand ambassadornya.”pikir adik kelasku.
Adik kelasku berlangganan ruangguru ketika ia sudah
berada di penghujung kelas XII. Kebetulan dulu ia paling tidak suka dengan mata
pelajaran biologi. Namun, kok pas banget ketika memilih mata pelajaran pilihan
untuk UN, dia mengambil mata pelajaran biologi.
“Jadi mau nggak mau aku harus kebut materi biologi
yang waktunya nggak sampai satu semester ini.” Kata adik kelasku.
Untungnya dia berlangganan ruangguru dan mengebut
ketinggalan materi biologi dengan ruangguru. Alhamdulillah semenjak belajar di
ruangguru dia semakin paham dengan materi biologi yang awal mulanya masih zonk
sekali. Alasan dia tertarik dengan ruangguru adalah pertama karena ia salah
satu fans-nya Iqbal, ia kagum dengan Iqbal karena walaupun dia public figure yang memiliki kesibukan
segudang namun bisa mengatur waktunya dengan baik sehingga ia masih bisa
menyeimbangkan antara karir dan akademiknya bahkan sampai mendapat beasiswa ke
UWC USA, setara sekolah SMA. Alasan kedua adalah karena belajar di ruangguru
itu menarik. Videonya dikemas secara menarik, sederhana dan jelas. Sehingga
lebih mudah masuk ke otak materi yang diajarkan.
Alasan lainnya yang membuat ia jatuh hati dengan
ruangguru adalah adik kelasku itu tipikal anak yang belajarnya tergantung mood.
Kalau mood buat belajar tinggi maka dia akan semangat dan sebaliknya. Nah, kalau
dibandingkan antara ruangguru dengan bimbel lainnya, maka ia menjawab bahwa
ruangguru yang mengerti tipikal dirinya. Karena belajar di ruangguru itu
waktunya fleksibel, bisa diputar 24 jam. Lagipula dibanding streaming youtube,
kuota nya tidak terkuras banyak.
Wah memang ruangguru cocok dan mengerti hati para
pelajar Indonesia.