Tak biasanya aku melihat sosok diamnya, polosnya, imutnya,
berubah menjadi tangisan yang terlihat karena kejengkelan yang terpendam.
Mas Davin Namanya, ketika aku baru saja masuk ke kelas
setelah meninggalkan sekolah untuk sebuah pertemuan, aku melihat mas davin dan
mas rizan sedang bercengkerama. Mereka berdua bercengkerama ketika yang lainnya
bersiap murojaah untuk pulang. Kubiarkan mereka menikmati cengkerama bersama,
namun tak lama kemudian tiba-tiba Mas Davin lari kesana kemari tak menentu arah
dengan raut muka seperti menahan amarahnya dan menangis sesenggukan. Sungguh
tak pernah aku menemui ia dalam kondisi seperti itu.
Melihatnya seperti itu sungguh aku tak tega, langsung
kudekati dan kucoba untuk menenangkannya. Ia masih duduk meringkuk sambil terus
menangis. Kucoba untuk terus mengusap lengannya karena aku tahu ia salah satu
anak yang tidak suka dipeluk.
Lalu aku menanyakan sebabnya ke mas rizzan,
“Mas davin kenapa mas? Tidak seperti biasanya loh sampai
menangis seperti ini?”tanyaku.
“Tadi kan lagi lari-larian trus tanganku gini (sambil mempraktekkan
tangannya yang dijilat lidahnya ) trus tadi kena mas davin.” Jelas mas rizzan.
Sinyal langsung menyala dalam otakku. Sepertinya Mas Davin
menangis karena merasa jijik dengan air liur Mas Rizan yang mengenai tangannya.
Aku mencoba mendekat ke Mas Davin yang sedang dicoba ditenangkan oleh ustadzah
sri.
“Mas Davin kena ludahnya Mas Rizzan ya?” tanyaku pelan
Mas Davin pun mengangguk. Wah benar dugaanku. Karena memang Mas Davin
ini sangat bersih anaknya.
“Ayok sama ustadzah cuci tangan.” Ajakku. Namun ia
menggeleng.
“Ayok tidak apa-apa mas davin, kita cuci tangan trus
ustadzah kasih sabun wangi biar hilang ludahnya.” Rayuku lagi
Akhirnya Mas Davin mau untuk cuci tangan dan berhenti
menangis seperti itu yang sangat membuatku dan ustadzah sri takut apabila
terjadi apa-apa dengan Mas Davin.
Poin yang didapat dalam komunikasi produktif hari ini adalah
ketika berkomunikasi dengan anak maka kita harus mencoba mengenali karakter
anak. Agar ketika ada masalah terjadi dengan sang anak kita sudah punya clue inti
masalahnya dimana.
0 komentar