“Hal apa yang menarik di TK hari
ini, dek?” tanya suamiku selepas sholat ashar.
Hmmm, banyak hal menarik hari ini
sebenarnya :D
Hari bersama anak-anak selalu
jadi cerita menarik. Keluguan, kepolosan anak-anak membuat hidup jadi berwarna.
Mari aku ajak menyelami dunia
cerita anak TK yang polos nan menggemaskan meski kadang membuat hati aduhai :D
Mulai dari pagi ini, salah satu
murid perempuanku Namanya Mba Izza, merajuk untuk minta celengan koin yang ada
di lokernya untuk dibawa pulang. Aku tak lantas menyanggupi kemauannya.
Kutanyakan padanya, “Mba Izza
sudah izin sama ibu belum untuk mengambil celengan ini?”
Jawaban yang diberikan Mba Izza
diselingi dengan rajukan. Maka kucoba alihkan perhatiannya. Hingga seorang
temannya Namanya Mba Zayya mendekat dan bilang kepadaku,
“Kalau celenganku gak mau aku
ambil soalnya nanti buat bayar haji.” Ucap polos Mba Zayya dengan nadanya yang
menggemaskan.
Masya Allah, anak TK tapi pikirannya
melebihi orang dewasa. Menabung untuk haji. Hayo, apakah kita yang sudah dewasa
sudah menabung untuk haji?
Oke itu salah satu cerita yang
menarik. Lanjut ke cerita berikutnya. Hari ini sepertinya terlalu banyak drama
di kelas tempatku mengajar. Tak lama berselang dari percakapan diatas tiba-tiba
kutemui Mba Zayya menangis tanpa sebab. Aku mendekatinya dan mengusapkan
tanganku padanya.
“Kenapa Mba Zayya sayang? Kok
cemberut, padahal tadi ustadzah liat Mba Zayya itu bersemangat loh. Ada apa
sayang? Yuk cerita sini sama ustadzah?” Tanyaku.
Tak ada jawaban dari Mba Zayya,
ia terus menangis. Hingga beberapa menit kemudian ia mulai angkat bicara.
“Zayya pengen sama umi.” Jawabnya
singkat.
“Iya sayang sebentar lagi kan
ketemu umi juga.” Ucapku mencoba menenangkannya.
“Soalnya tadi malam umi piket.” Sambung
Mba Zayya lagi.
Dari percakapan ini aku sedang
mencoba mempraktekkan skill berkomunikasi produktif dengan anak dengan jurus
*Mengganti kalimat Interogasi dengan pernyataan observasi*. Seperti yang aku
pelajari dari kelas bunda sayang terkait skill komunikasi produktif dengan anak,
ketimbang menanyakan,
“Belajar apa hari ini di sekolah? Main apa aja tadi di sekolah?”
gantilah dengan kalimat seperti ini
“Ibu lihat matamu berbinar sekali hari ini,sepertinya bahagia sekali di
sekolah, boleh berbagi kebahagiaan dengan ibu?”
Skill ini tak hanya kucoba ketika
bercakap dengan Mba Zayya. Ketika waktu makan adalagi drama, kini pemain drama
tersebut ada tiga orang. Mereka meringsut ke pojokan dan tiba-tiba menangis. Kudekati
mereka bertiga. Ada yang langsung gelendotan ke lenganku dan melanjutkan
tangisannya.
“Kenapa sayangku, cantikku? Kok
pada nangis begini? Tadi padahal ustadzah liat pada ceria. Ustadzah kangen
keceriaan kalian loh.” Ucapku mencoba mencari tahu.
Ada yang menjawab, “Kangen sama
ibu.”
Adalagi yang menjawab, “Soalnya
pengen sama ustadzah lala.”
Kucoba mencari cara biar mereka
kembali ceria lagi.
“Oalah sayangku ini, yuk makan
sama ustadzah.”
Dan akhirnya mereka mau makan
bersama tapi mereka merajuk mintanya di Kantor. Hmm, baiklah.
Selanjutnya ada cerita menarik
lagi. Saat tidur siang. Ketika semua siswa sudah tidur tersisalah dua murid
yang tidak mau tidur. Sebut saja Namanya Mas Rizan dan Mas Irgi.
Aku tanyakan, “Kenapa kok tidak
mau tidur?”
Salah satu dari mereka menjawab, “Soalnya
tidak ngantuk us. Semalam aku tidur jam 4 sore sampai jam 7 jadine gak liat
upin ipin.”
Agak bingung juga sih, apa
korelasinya ya :D wkwk
Kubiarkan mereka tidak tidur namun
kok mereka malah agak berisik sehingga mengganggu temannya yang sedang tidur.
Maka aku inisiatif memanggil Mas Rizan yang sedang berjalan-jalan di kelas.
“Mas rizan, kalau besar pengen
jadi apa?” tanyaku.
“Aku pengen jadi presiden.” Jawab
Mas Rizan
“Kenapa pengen jadi presiden?”
“Soalnya enak.”
“Nah Mas Rizzan insya Allah kalau
sudah besar bisa jadi presiden. Mas Rizan itu orangnya pintar. Ustadzah seneng
banget. Tapi kalau mau jadi presiden harus kasih contoh yang baik ya. Sekarang
tidak tidur ndak papa, yang penting mas rizan tidak mengganggu teman yang sudah
tidur ya, “
Mas Rizan mengangguk. Dia pun
akhirnya kembali ke tempat tidurnya dan tidak gaduh seperti semula.
Ketika aku menceritakan cerita
ini kepada suamiku. Suamiku memberikan tanggapan bahwa memang sebaiknya begitu,
ketika kita ingin mengobrol dengan seseorang. Tanyai apa kemauannya. Apa
keinginannya, cita-citanya dan berikan hal apa yang harus diperbaiki untuk bisa
mencapai tujuan tersebut.
Berkomunikasi produktif itu sama
saja belajar. Sungguh menyenangkan. Alhamdulillah banyak cerita dan hikmah hari
ini.
0 komentar