Aku Memang Boros, Boros untuk Belajar

By Nabila Ghaida Zia - Januari 30, 2020



“Uangnya disimpan kenapa, masa beli buku terus.”

“Fokus kuliah jangan ikut kegiatan di luar kota terus. Boros biaya juga.”

“Uangnya dihemat-hemat, kan kamu sudah punya anak.”

Beberapa orang terdekatku seringkali protes seperti itu padaku. Padahal ya sebenarnya aku sudah sangat hati-hati membelanjakan uang yang aku punya. Protesan itu sudah datang ketika aku sekolah hingga kini memiliki anak. Padahal aku tak pernah boros yang tak bermanfaat. Bahkan salah satu teman kerjaku berkomentar padaku.

"Kamu kan anaknya Bu X, tapi kok kamu sederhana banget. Nggak koleksi sepatu, baju ataupun tas."

Haha memang begitulah aku. Entah mengapa baru kusadari bahwa hal yang memang aku banget adalah belajar.  Makanya dari kecil aku sudah jatuh cinta sekali dengan buku. Uwwowo :D . Sampai kepikiran dulu pengen buat cerita tentang si kutu buku yang selalu jadi stigma negatif menjadi orang yang keren.

Sebel aku tuh dulu kalau orang yang suka baca buku itu bukan orang gaul. Padahal semakin aku belajar justru orang-orang keren dan sukses itu kuncinya memang gemar membaca buku. Jadi insya Allah aku juga bakal jadi salah satu orang sukses itu aamiin dengan cita-citaku sendiri.

Mengapa hobiku belajar?

Karena aku nggak pengen jadi orang biasa-biasa aja. Aku pengen hidup itu ya pokoknya yang bermakna. Kalau ngikutin arus aja itu kok rasanya hidup monoton. Terus juga karena keingintahuanku akan suatu hal yang tinggi membuatku semangat untuk belajar.

Rasanya hidup itu nggak produktif kalau nggak belajar dan memang aku terkenal dengan anak yang suka belajar.

Dengan belajar aku bertumbuh.

Dengan belajar aku mendapatkan pemahaman baru.

Dengan belajar aku bisa menjejak tempat baru.

Dengan belajar aku bisa punya teman baru.

Dengan belajar bahkan pundi-pundi uangku bertambah.

Masya Allah belajar itu pokoknya banyak banget manfaatnya. Bukankah dalam Al Quran juga dikatakan kalau ada orang yang rajin ibadah dan menuntut ilmu maka akan ditinggikan beberapa derajat. 

Dalam agama juga kita diminta untuk belajar apabila ada hal yang tidak kita ketahui.
Kalau tidak tahu caranya sholat maka kita perlu belajar. Jangan sampai nanti di akhirat kita ditanya,

"Mengapa kita tidak sholat?" trus kita hanya diam saja dan bilang tidak tahu. Padahal Allah sudah kasih kita banyak waktu untuk belajar tapi mengapa kita menyia-nyiakannya?

Dalam islam juga diperintahkan untuk belajar pada ahlinya. Jadi cara belajarku bukan hanya dengan duduk di kelas dan menerima pelajaran. Buktinya pendidikanku baru sampai S1. Pengen sih sampai setinggi-tingginya semoga ada rezeki kesana. Semoga impian masa SD-ku untuk kuliah di luar negeri dapat terijabah aamiin.

Bagaimana aku belajar?

Bagiku belajar bukan hanya tentang kita duduk di sekolah dan menyimak penjelasan guru. Cara belajarku adalah belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Bagiku kehidupan ini adalah universitas yang memiliki banyak jurusan. Orang-orang yang kita temui adalah guru-guru kehidupan yang bisa kita ambil ilmunya.

Aku suka belajar dengan membaca buku. Buku yang paling banyak aku baca adalah tentang pengembangan diri karena aku suka meningkatkan kapasitas dan skill yang aku miliki.

Aku suka belajar dengan mendengarkan cerita orang. Karena setiap cerita memiliki hikmah yang bisa aku ambil.

Aku suka belajar dengan mengikuti kegiatan forum. Sejak kuliah aku sering sekali ikut kegiatan kepemudaan bahkan saking seringnya temanku memberiku gelar Miss Youth. Dengan mengikuti kegiatan kepemudaan aku dapat ilmu, teman baru, bisa berkunjung ke tempat baru. Pokoknya belajar memang menyenangkan.

Aku suka belajar dengan mengikuti lomba. Menarik sekali mengikuti lomba karena aku jadi paham tentang diriku dan bagaimana mengembangkan potensiku. Aku bisa mengukur sejauh mana kemampuanku.

Dari kegemaranku ikut lomba, Alhamdulillah impianku sedikit demi sedikit bisa terwujud. Tulisanku diterbitkan oleh penerbit major elexmedia Computindo bentuk antologi. Sekarang lagi pre order nih. Siapa tau mau beli hehe.



Terima kasih besar kuucapkan karena aku hidup di era internet yang penuh kemudahan untuk belajar. 

Setelah lulus kuliah di tahun 2017 sempat merasa sebal mengapa sih event yang bagus selalu ada di kota besar sedangkan aku yang didesa jarang ada event menarik. Alhamdulillah kekesalanku itu mereda dengan adanya internet. Aku bisa belajar banyak hal dari orang-orang keren sekalipun. 

Aku suka mengikuti kelas online baik yang berbayar maupun berbayar. Tema kelas yang aku ikuti adalah yang menunjang impianku yakni kebanyakan tentang parenting, bisnis, kepenulisan dan pengembangan diri. 

Kelas online-nya mulai dari yang diadakan lewat kuliah whatsapp, tugas melalui tulisan di sosial media, kelas melalui video online hingga live di aplikasi zoom.

Hal luar biasa terjadi di tahun 2019. Aku mengikuti kelas ghost writing yang dibawakan oleh Pak Anang YB. Kelas itu seharga lima ratus ribu untuk dua hari. Aku berpikir matang karena sebagai guru TK gajiku tak seberapa. Namun karena ini menunjang impianku dan investasi leher ke atas itu tak pernah sia-sia maka aku ikut kelas itu. 

Selang satu bulan dari kelas itu aku mendapatkan job untuk mereview sebuah aplikasi belajar online. Alhamdulillah modal lima ratus ribu tadi bisa balik 1,5 kali lipat. 

Pada awal tahun 2020 sudah tiga kelas online berbayar yang aku ikuti. Salah satunya adalah kelas mentoring blog mastership bersama Kak Waisy Alqi. Ini kelas termahal yang pernah aku ikuti secara online. Harganya diatas satu juta rupiah.

Semenjak membaca buku Pak Anang YB, aku terinspirasi tentang prinsipnya dalam mengeluarkan uang untuk berinvestasi yang mengatakan seperti ini. 

Beliau tidak akan membeli HP baru apabila HP tersebut belum memberikan ia hasil 10 kali lipat dari harga awal yang ia beli.
Kurang lebih seperti itu prinsip beliau. Maka dalam memutuskan untuk berinvestasi atau untuk belajar suatu hal, aku juga punya target setelah pembelajaran itu apa yang akan aku lakukan.

Misalkan dalam kelas blog mastership ini , aku pengen setelah belajar dalam mentoring ini aku bisa mengembalikan biaya investasiku minimal sepuluh kali lipatnya hehe.

Begitulah aku, aku yang kini telah memiliki anak satu tak ingin berhenti belajar. Prinsipku meski sudah punya anak aku tetap ingin selalu belajar. Karena ada kebahagiaan sendiri ketika belajar.

Kalau dilihat mayoritas pengeluaran keuanganku adalah untuk investasi leher ke atas baik berupa buku atau kelas online. Ya, soal belajar aku bisa dikatakan boros. Aku memang boros. Boros untuk belajar .

Buat kamu yang belum suka belajar. Ayo mulai belajar dan tingkatkan kemampuan diri. Masalah gaji, jabatan aja tiap orang pengennya meningkat. Harusnya kemampuan diri juga perlu ditingkatkan bukan :).

Oh ya ayo cinta belajar dan menuntut ilmu karena ada hadits yang menyebutkan bahwa Allah akan memudahkan jalan menuju surga bagi orang yang menuntut ilmu. Nah loh , ayo semangat belajar dan terus upgrade diri .

FIGHTING!






  • Share:

You Might Also Like

0 komentar