Mengenalkan Nama Anggota Tubuh Bayi Melalui Cerita

By Nabila Ghaida Zia - Januari 29, 2020





Menjadi ibu adalah profesi yang sarat ilmu dan kreativitas. Sudah satu bulan lebih tiga minggu perjalananku menjadi ibu. Sungguh menyenangkan tiap hari bisa bercengkerama dengan anak kesayangan. Apalagi melihat senyumnya yang melelehkan hati.


Perkenalkan nama anakku adalah Salman Abdurrahman Mulyadi. Lahir di penghujung tahun tepatnya pada Hari Minggu, 8 Desember 2019 di Rumah Sakit Siaga Medika Purbalingga. Salman lahir maju 10 hari dari hari perkiraan lahir. Lucunya salman lahir setelah aku merapel tugas kuliah bunda sayang level 8.

Saat aku merapel tugas kuliah, aku sudah merasakan cairan ketubanku perlahan merembes dan ketika dicek di puskesmas memang ketuban sudah pecah.

Setelah kelahiran aku cuti satu level yakni di level sembilan. Karena menjalani peran baru butuh adaptasi.

Baiklah tantangan level sepuluh ini sebenarnya adalah tentang mendongeng.  Sempat bingung ingin mendongengkan apa pada bayi. Dalam tugas mendongeng ini aku ingin lebih mengutamakan kisah-kisah kenabian dan para sahabat agar Salman bisa meniru teladan dari para shalih terdahulu.

Mendongeng ini memiliki banyak sekali manfaatnya untuk anak. Utamanya bisa mengeratkan bonding antara orang tua dan anak. Sedangkan untuk seusia bayi bisa digunakan untuk menstimulasi kemampuan aspek bahasanya.

Tantangan hari pertama dimulai.

Jadwal harian salman untuk bermain biasanya saat pagi hari menjelang mandi pagi dan sore hari. Waktu selain itu biasanya diisi dengan tidur. Memang seperti itulah pekerjaan bayi.

Saat sore hari, setelah kugantikan bajunya maka aku ajak ia berkumpul bersama eyang dan pamannya. Sore hari biasanya salman sudah bisa diajak untuk bercanda dan bercerita. Maka aku mulai bercerita untuk mengenalkan anggota tubuh salman.

“Salman, ini namanya mata.” Ucapku sambil menyentuh sisi sebelah matanya.

Respon Salman tersenyum sembari tangan dan kakinya tak berhenti bergerak.

“Salman ini namanya pipi.”
“Salman ini namanya hidung.”
“Salman ini namanya telinga.”
“Salman ini namanya bibir.”
“Salman ini namanya tangan.”

Begitulah yang aku ucapkan sembari menyentuh bagian tubuhnya. Responnya lucu sekali dia tersenyum lebar dan serasa seperti ingin menjawab ucapanku. Masya Allah.

Semoga stimulasi ini bisa merangsang kemampuan bahasanya.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar